Tujuh Tahun Bertahan Jualan Tahu Gejrot

Penjual tahu gejrot Bang Wahyu
MELAYANI: Penjual tahu gejrot Bang Wahyu saat meracik jajanan khas alun-alun Pemalang, Rabu (22/12). (UFAN FAUDHIL / JOGLO JATENG)

BUKA mulai pukul 11 siang, tahu gejrot Bang Wahyu menjadi salah satu kuliner yang layak dicoba saat mampir ke alun-alun Kabupaten Pemalang. Kuliner tradisional ini sudah bertahun-tahun dijajakan di area alun-alun.

Wahyu, pemilik kedai tahu gejrot mengaku awal berjualan tidak di alun-alun Pemalang, tetapi dilakukan dengan berkeliling dari sekolah ke sekolah. Sampai akhirnya, pada 2014 ia mulai berjualan di area Alun-alun sampai sekarang.

“Ya kalau dihitung sampai 2021 ini sudah tujuh tahun ada lah di sini. Alhamdulillah banyak pelanggan yang datang dari anak-anak sampai orang tua,” ujarnya saat ditemui, Rabu (22/12).

Baca juga:  Cuaca Panas, Es Doger Barakuda Laris Diserbu Pembeli

Mematok harga 8000 rupiah per porsi pembeli dapat menikmati tahu gejrot dengan rasa kuah yang segar, pedas dan gurih. Berbahan dasar tahu yang didatangkan dari Brebes, membuat jajanan ini memiliki rasa yang khas. Ia menjelaskan alasan mengapa menggunakan tahu dari Brebes, karena tekstur tahu yang kosong didalam, membuat kuah dapat meresap sempurna kedalam tahu.

“Jika dibandingkan dengan tahu Pemalang yang padat, tahu asal Brebes memiliki tekstur yang mengembang dan kosong didalam. Jadi ketika diguyur kuah pedas seger menjadi lebih meresap,” ungkapnya.

Baca juga:  Sulap Kulit Kerbau Jadi Kerupuk Rambak yang Gurih

Di sisi lain, ia menceritakan, selama pandemi ketika alun-alun ditutup Wahyu terpaksa berpindah lapak untuk berdagang. Hal tersebut pun berpengaruh dengan omzet penjualan yang menurun. Yakni sekitar 50% jika dibandingkan saat di alun-alun.

“Kemarin sempat terkendala waktu penutupan alun-alun. Tapi kini sudah mulai biasa, dan harapannya semua dapat kembali normal,” ucapnya.

Wati, salah satu pelanggan setia Tahu Gejrot Bang Wahyu mengungkapkan kesukaannya kepada kuliner ini dari sejak SD. Dan ketika ia membeli lagi, seperti nostalgia baginya. “Sudah dari SD dulu sering beli, dan rasanya tidak ada yang berubah sama sekali,” ujarnya. (fan/gih)