BANDARLAMPUNG, Joglo Jateng – Calon Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan, dinamika dalam Muktamar Ke-34 NU adalah hal yang wajar. Sehingga hal itu tak perlu disikapi berlebihan.
“Meski kadang diwarnai ketegangan, dinamika dalam muktamar itu adalah hal yang wajar,” kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, di arena muktamar di Kampus UIN Raden Intan Bandarlampung, Kamis (23/12).
Kompetisi dalam pemilihan ketua umum PBNU pun, katanya, tak perlu disikapi seolah suatu persaingan sengit habis-habisan. Dalam muktamar, tentu ada yang terpilih ada yang tidak. “Jangan berlebihan memaknai kompetisi seolah-olah akan ada musibah atau bencana besar,” ujar dia.
Selain itu, soal pemilihan ketua umum PBNU juga telah diatur jelas dalam AD/ART organisasi maupun tata tertib muktamar. Menurutnya, NU sudah sangat berpengalaman dalam pengelolaan organisasi termasuk regenerasi kepemimpinan.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Rembang ini menegaskan, NU akan tetap kokoh di masa mendatang. Apalagi, laporan pertanggungjawaban kepengurusan PBNU periode 2015-2020 telah diterima para muktamirin meski ada beberapa catatan.
“Ini menjadi modal untuk melakukan evaluasi sekaligus membangun kepengurusan yang lebih baik di masa mendatang,” katanya.
Terkait pencalonannya, dia optimistis akan mendapatkan banyak dukungan suara dalam Muktamar Ke-34 NU di Bandar Lampung. Ia mengklaim telah mengantongi lebih dari 430 suara cabang. Sementara kandidat lain, yakni KH Said Agil Siroj, mengklaim mendapat dukungan lebih dari 300 suara. (ara/gih)