KUDUS, Joglo Jateng – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), melakukan safari lesson study di Karesidenan Pati. Kegiatan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kudus, yang dihadiri peserta dari enam sekolah Muhammadiyah se-Karesidenan Pati.
Ketua Tim Lesson Study Unimus Dr. Eny Winaryati mengatakan, enam sekolah Muhammadiyah tersebut yakni SD Muhammadiyah Pati, SMP Muhammadiyah 1 Pati, SMK Muhammadiyah Kudus. Kemudian, SMP Muhammadiyah Asy-Syifa Blimbingrejo, SMK Muhammadiyah Rembang, dan SMK Muhammadiyah 1 Blora. Kegiatan ini telah menghasilkan produk pembelajaran.
“Pendampingan di Karesidenan Pati kali ini, merupakan yang keempat dilakukan. Seluruh tim lesson study ini juga telah bersepakat melakukan kegiatan PLAN, DO dan SEE. Dari tahapan proses lesson study,” ucapnya.
Selain itu, juga akan segera menyusun artikel dan menyusun dokumen yang akan di HKI kan. Kesepakatan tersebut, merupakan wujud komitmen agar tetap menjaga keberlangsungan terlaksananya LS di sekolah Muhammadiyah se-Jawa Tengah.
“Beberapa strategi dilakukan, diantaranya dibentuknya ketua kelompok tim di setiap karesidenan. Banyak fenomena yang terjadi, dan banyak temuan yang dihasilkan, serta banyak yang dapat dijadikan sebagai produk pembelajaran,” tuturnya.
Adapun, salah satu produk pembelajaran tersebut yakni artikel ilmiah dan HKI. Penulisan artikel ilmiah telah direncanakan untuk dapat dilaksanakan secara offline.
“Harapannya, proses pendampingan dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien. Karena guru memiliki talenta yang menempatkan dirinya, akan kapasitasnya sebagai pengajar juga sebagai peneliti,” terangnya.
Dr. Eny Winaryati, yang juga menjabat sebagai Dekan FMIPA Unimus ini menambahkan, sewaktu-waktu pada saat guru mengajar, secara tidak langsung juga melakukan penelitian. Yaitu meneliti pembelajarannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
“Meneliti pembelajaran yang dilakukannya, telah melekat seiring predikatnya sebagai guru. Peningkatan kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu, mengindikasikan bahwa guru selalu melakukan perbaikan yang semakin baik. Dengan harapan siswanya memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai harapannya,” jelasnya.
Kegiatan ini juga memberi peluang terjadinya proses pembelajaran yang mengalami perbaikan. Pasalnya, bertumpu pada kegiatan kolaborasi. Seperti PLAN, guru bersama tim lesson study secara kolaborasi melakukan penyusunan lesson design dan chapter design.
“Juga pada kegiatan DO, guru model melakukan pembelajaran dan guru lain, kepala sekolah, orang tua atau komite dapat mengobservasi pelaksanaan pembelajaran. Yang bertumpu pada aktivitas, perilaku, pemahaman, konsep, komunikasi siswa, kolaborasi, emosi, dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, SEE atau refleksi dilaksanakan secara kolaborasi. Seluruh anggota yang terlibat pada kegiatan DO saling memberikan temuan pengamatannya.
“Diskusi ini menjadi hidup, karena masing-masing observer menyampaikan hasil pengamatannya, yang sangat memungkinkan berbeda. Tanpa disadari terjadi self evaluation pada masing-masing orang yang terlibat,” pungkasnya. (sam/fat)