SEMARANG, Joglo Jateng – Dua orang perkerja penggali sumur dilaporkan pingsan setelah menghirup gas beracun. Satu orang berhasil dievakusi dalam keaadan selamat dan satu orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia. Kejadian tersebut menimpa Sudar (65 ) dan Jamak (45 ) warga Desa Tepuskulon RT 01/ RW 10 Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto menceritakan, kronologi kejadian Minggu (26/12) sekira 08.00 korban bernama Sudar (65) mengawali bergerak ke arah bawah untuk menggalian sumur. Setelah mencapai kedalaman sekitar 8 meter, sumur tersebut mengeluarkan bau gas.
Kemudian rekan satunya bernama Jamak (45) mempunyai inisiatif untuk menolong, namun mereka menghirup gas bersama hingga tidak bisa naik ke atas. “Sumur itu milik Faizah, warga Bungkusrejo RT 08 / 03, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang,” terangnya, Minggu (26/12).
Mendengar informasi tesebut, Heru Suhartanto memerintahkan Koordinator Unit Siaga Borobudur bernama Basuki agar segera memberangkatkan satu tim rescue melakukan evakuasi.
Pada saat itu, kata dia, Tim SAR gabungan melaksanakan evakusi dengan metode lowering 1 recuer turun untuk evakuasi. Hingga pada pukul 11.00, korban bernama Jamak (45) berhasil dievakuasi ke atas dengan metode lifting dan selamat. Kemudian korban tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Syubbanul Wathon.
“Sementara, evakusi masih berlanjut pukul 11.20. Korban bernama Sudar (65) berhasil dievakusi oleh Tim SAR Gabungan dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya korban dibawa ke RST Soedjono Kabupaten Magelang,” ungkapnya.
Sementara itu, Basarnas Unit Siaga Borobudur menghimbau kepada pekerja jasa gali dan bor sumur tradisional untuk mementingkan keselamatan kerja. Pekerjaan tersebut harus ada yang mendampingi, tidak dilakukan seorang diri. Hadirnya pendamping kerja bisa mengurangi risiko kecelakaan.
“Penggali sumur tradisional ini bekerja jangan sendirian, harus ada yang mengawasi,” kata Koordinator Basarnas Unit Siaga Borobudur, Basuki.
Menurutnya, seharusnya para pekerja jasa ini mempersiapkan alat pompa di luar sumur untuk mengeluarkan air saat seorang pekerja masih di dalam sumur. Selain itu, alat lainnya yang dibutuhkan untuk pekerjaan beresiko tinggi ini yakni pentingnya mempersiapkan saluran kipas atau blower. Tujuannya untuk mengantisipasi kehabisan oksigen para pekerja.
Untuk mengetahui sumur ada gas beracun tidak, ia menyarankan menggunakan gas detector tradisional. Seperti dengan perantara ayam yang dimasukan ke sumur atau menggunakan lilin. “Dipastikan dulu ada gas atau tidak,” ujarnya.
Basuki menerangkan, jika menggunakan ayam caranya yaitu pekerja bisa langsung memasukan ayam ke dalam sumur selama beberapa menit. Kemudian, kata dia, apakah ada reaksi dari ayam tersebut. Jika ayam terlihat lemas, Basuki yakin bahwa sumur air menyimpan gas beracun.
“Kalau menggunakan lilin, lilin bisa dinyalakan terlebih dahulu, baru diturunkan ke dalam sumur. Ketika api lilin mati, menunjukan tidak ada oksigen di dalam sumur. Karena unsur trilogi api salah satunya adalah ketersediaan oksigen,” bebernya. (dik/gih)