Pelaku Pelecehan Rasis Dilarang Hadiri Pertandingan

PROTES: Aktivis anti rasisme mengangkat kepalan tangan saat memblokir jalan dalam aksi di London, Inggris, beberapa waktu lalu (ANTARA/JOGLO JATENG)

LONDON, Joglo Jateng – Orang yang dinyatakan bersalah melakukan pelecehan rasisme secara online terhadap pemain sepak bola akan dilarang menghadiri pertandingan hingga 10 tahun di bawah undang-undang baru. Hal itu dikatakan Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, Minggu (26/12).

“Musim panas ini kami melihat permainan indah dirusak oleh rasisme memalukan yang dikendalikan secara online, yang bersembunyi di balik keyboard mereka dan melecehkan pemain kami,” kata Patel seperti dikutip oleh media Inggris.

Football Banning Orders (Perintah Larangan Sepak Bola), diberlakukan untuk mencegah kekerasan atau kekacauan pada pertandingan yang resmi. Yakni melarang individu menghadiri pertandingan selama minimal tiga dan maksimal 10 tahun.

Undang-undang yang ada akan diperluas untuk mencakup pelaku kebencian online. Setelah Perdana Menteri Boris Johnson berjanji untuk memperketat tindakan pada Juli. Usai pelecehan rasis ditujukan kepada pemain kulit hitam Inggris menyusul kekalahan pada final Euro 2020.

“Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan rasis yang mengerikan secara online harus dihukum. Perubahan undang-undang yang saya umumkan akan memastikan mereka dilarang menghadiri pertandingan sepak bola,” sambungnya.

Undang-undang baru akan diajukan pada awal tahun baru, dalam bentuk amandemen RUU Polisi, Kejahatan, Hukuman dan Pengadilan. Menurut statistik pemerintah lebih lanjut, ada 1.359 larangan dalam sepak bola yang diberlakukan di seluruh Inggris dan Wales per 1 Agustus. (ara/fat)