BOYOLALI, Joglo Jateng – Kabupaten Boyolali memiliki segudang karya seni yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat lokal. Bahkan hingga mancanegara. Salah satunya seni kriya logam di Dusun Tumang, Kecamatan Cepogo.
Seni ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada 7 Desember lalu. Usai ditetapkan, seni kriya logam ini menjadi budaya tradisional yang patut dilestarikan. Terlebih karena telah menjadi identitas budaya nasional.
Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Widhyasmaramurti mengungkapkan, seni kriya logam Tumang menjadi bagian penting dari Kabupaten Boyolali. Sehingga perlu upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan, dan pemanfaatan. Salah satu upaya yang ditekankan olehnya yakni regenerasi pengrajin seni kriya Tumang oleh generasi muda.
“Regenerasi dalam bentuk pengajaran bagian dari kurikulum resmi. Dalam artian diajarkan secara terstruktur di sekolah, baik melalui ekstrakurikuler maupun pengetahuan secara umum melalui muatan lokal Bahasa Jawa,” ungkapnya saat kegiatan audiensi bersama Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, di Ruang Nakula Kantor Bupati Boyolali, belum lama ini.
Senada, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Bondan Kanumoyoso juga mengamini usaha regenerasi pengrajin seni kriya Tumang. Mengingat Kabupaten Boyolali memiliki potensi yang luar biasa.
“Ini adalah salah satu kearifan lokal yang luar biasa yang sekarang sedang kita coba untuk angkat kembali,” ujarnya.
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, menyambut baik atas upaya pelestarian seni kriya Tumang. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, diharapkan seni kriya logam dapat terus dilestarikan oleh generasi berikutnya.
“Ini akan mampu menjaga. Meregenerasi dari apa yang menjadi tujuan kita untuk menjaga keberadaan kerajinan Tumang tidak tinggal nama, tetapi Tumang dengan kerajinan yang tetap terjaga,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Desa Cepogo kini memiliki 9.093 jiwa yang terdiri dari 3.033 KK. Kawasan ini memiliki 55 outlet showroom dan 178 bengkel menengah besar dengan pelaku usaha sejumlah 2.000 orang. Dengan banyaknya pelaku usaha tersebut, dapat dikatakan bahwa seni kriya logam sudah menjadi industri rakyat yang terinternalisasi dalam kehidupan sehari hari masyarakat sekitar. (hms/ern)