MEMILIKI citra rasa manis dan gurih membuat kue roll atau semprong bolong milik Nunik Febriana Dewi banyak diminati masyarakat Pemalang. Bahkan sering menjadi salah satu oleh-oleh yang dibawa untuk sanak saudara di luar kota.
Perempuan yang biasa disapa Nunik ini, sejak masih SMA sudah berbisnis. Ia mengungkapkan, awal usaha pembuatan semprong bolong milik keluarganya berasal dari sang ayah. Kemudian, tercetus ide membuat sendiri dengan sedikit inovasi rasa yang berbeda.
“Ya itu dimulai sekitar 2016 bapak belajar dari orang gitu, dari itu akhirnya bisa membuat. Sampai ada ide untuk memproduksi dan menjual sendiri. Kemudian mulai coba-coba memasarkan. Dulu itu saya masih SMA. Sekarang Alhamdulillah bisa terus berjalan,” ungkapnya, Selasa (4/1/22).
Ia menjelaskan, ada tujuh bahan utama untuk membuat kue roll ini yaitu, santan, gula, garam, margarine, tepung beras, tepung tapioka dan telur. Semua bahan tersebut dicampur dan diaduk menggunakan mixer atau manual sampai mengembang dan mengental.
“Tahap yang sulit itu bagian menggulung adonan, karena harus pas bila tidak ya jadinya hancur. Jadi ketika dituangkan, kue setelah masak kecoklatan langsung kita gulung manual dengan menggunakan sumpit. Nah, disitu yang sulit,” ujarnya.
Kelebihan kue roll kering produksi keluarganya ini adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan mempunyai beberapa rasa yang tidak ada di produk lainnya.
Harganya pun terjangkau yaitu 10 ribu per bungkus. Ia mengatakan varian rasanya ada tiga yaitu wijen, jahe dan nangka.
Walaupun begitu, karena pemasaran hanya melalui toko sekitar saja, membuat penjualan masih belum maksimal. Selain itu dampak dari pandemi Covid-19 terasa di semua lini, usaha miliknya menjadi sepi pembeli.
“Pandemi ini sangat terasa di usaha ini, karena kan cuma dari toko ke toko sekitar saja dan banyak yang tutup kan. Jadi ya terpaksa produksi dikurangi tidak seperti biasanya untuk menghindari kerugian kadarluasa karena tidak menggunakan bahan pengawet,” ucapnya. (fan/gih)