Terisolir, 50 Siswa Kesulitan Berangkat Sekolah

PRIHATIN: Dua siswi SMPN 2 Bodeh didampingi ayahnya harus melewati aliran Sungai Polaga saat berangkat sekolah, Rabu (5/1). (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo JatengDampak runtuhnya jembatan Sungai Polaga berimbas pada 50 siswa SMPN 2 Bodeh. Para pelajar kesulitan untuk berangkat sekolah. Jika biasanya akses ke sekolah hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit, kini mereka harus memutar jauh atau menyeberangi arus sungai agar bisa belajar di kelas.

Novi (12) siswi SMPN 2 Bodeh mengatakan, sudah tiga hari ia harus melewati arus sungai ketika berangkat ke sekolahnya yang terletak di Desa Longkeyan Kecamatan Watukumpul. Hal tersebut lantaran rumahnya berada di Desa Gunungbatu utara, dipisahkan Sungai Polaga di Gunungbatu bagian selatan.

“Tadi pagi berangkat diantar sama ayah dari rumah naik motor, sampai jembatan turun dan jalan kaki menyeberang. Meskipun tidak terlalu deras, tapi saya sendiri takut jika menyeberang tidak didampingi,” tuturnya.

Putri (12) yang juga siswi SMPN 2 Bodeh juga mengungkapkan hal serupa. Di mana ia kesulitan menyeberang sungai yang berarus tersebut. Apa lagi dengan membawa buku dan alat tulis dalam tas, ia khawatir jika barang bawaannya basah atau terjatuh.

“khawatirnya itu pas terpeleset jatuh buku di tas basah jadi bukunya rusak dan tidak bisa dipakai lagi untuk belajar. Apalagi ada beberapa buku materi belajar yang pinjam dari sekolah. Kalau sampai rusak malah disuruh mengganti,” ujarnya.

Rusmanto salah satu orang tua murid yang menemani anaknya menyeberang sungai mengatakan, dirinya harus mengantar putri sematawayangnya ke sekolah. Setelah jembatan Sungai Polaga runtuh. Sebab dirinya takut terjadi hal yang tidak diinginkan saat putrinya berangkat tanpa ada pendampingan darinya.

Meskipun ada jalan alternatif menuju sekolah, namun jalan tersebut memiliki jarak dan waktu tempuh yang lebih jauh dan lama. Jika dibandingkan dengan melewati jembatan sebelum hanyut terbawa arus sungai. Ia berharap pemerintah dapat segera membangun jembatan tersebut. Terutama untuk akses anak sekolah. Agar nantinya anak-anak bisa kembali bersekolah dengan aman dan nyaman.

“Ya kerja sama semuanya, untuk mambangun ulang jembatan ini. Jadi anak sekolah bisa berangkat dengan aman dan nyaman. Serta kegiatan pertanian dan perekonomian berjalan lancar,” imbuhnya. (fan/all)