Pakar: Peneliti Perlu Jalin Interaksi dengan Industri

PILAH: Ilustrasi pegawai industri pangan melakukan pengecekan produk, beberapa waktu lalu. (ANTARA/JOGLO JATENG)

JAKARTA, Joglo Jateng – Guru Besar FMIPA IPB Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc. memandang bahwa para akademisi dan peneliti di bidang teknologi pangan perlu menjalin interaksi dengan industri dalam melakukan penelitian. Sehingga dapat menghasilkan manfaat secara ekonomi.

Ia menyebut, ide-ide tentang penelitian sudah banyak bermunculan. Seperti di perguruan tinggi oleh mahasiswa dan dosen.

“Tapi banyak juga yang kemudian tidak bisa menjadi realitas karena lebih pada penelitian yang masih belum ada aspek ekonominya,” ujarnya saat diskusi virtual Kamis (6/1).

Menurutnya, ide riset di bidang teknologi pangan akan lebih bermanfaat apabila bisa diaplikasikan untuk kebutuhan di kehidupan sosial. Tantangan tersebut dapat dikomunikasikan dengan pihak industri untuk membangun kerja sama. Salah satunya dengan mengadakan program pendanaan riset yang dapat mendukung mahasiswa dan dosen.

Melihat urgensi ini, Anton menilai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan pemerintah dapat membuka kesempatan lebih lebar. Khususnya untuk mengimplementasikan hubungan baik antara dunia akademik dan industri.

“Mungkin itu bisa mendekatkan ke arah aplikasi tanpa membunuh kreativitas,” tuturnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kebebasan berpikir yang didukung oleh lingkungan kampus untuk menciptakan penelitian berkualitas. Peneliti juga seyogyanya tidak berhenti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sebab dari sanalah ilmu pengetahuan akan maju.

“Bertanyalah, bukan hanya ‘cara’-nya, tetapi yang lebih penting pertanyaan ‘kenapa’. Pertanyaan ‘kenapa’ ini jawabannya sangat penting,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga menegaskan agar peneliti terus-menerus memperkaya ilmu pengetahuan dengan membaca banyak literatur dan referensi. Bahkan hingga mengikuti konferensi-konferensi. Bukan sekadar mengikuti informasi penelitian yang telah tersedia saja.

“Secara umum peneliti-peneliti muda tentu sangat diandalkan tapi mereka harus melakukan penelitian itu dengan banyak membaca referensi,” tungkasnya. (ara/ern)