SLEMAN, Joglo Jogja – Sebagai alternatif penunjang ekonomi pada masa pandemi, Pemerintah Kabupaten Sleman mendorong pengembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Yaitu kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi. Penunjang ekonomi selain dari sektor tambang dan pariwisata.
“Pengembangan sektor pertanian ini penting. Karena masyarakat perlu alternatif lain, selain tambang galian dan pariwisata,” kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Minggu (9/1).
Menurut dia, pengembangan sektor pertanian tersebut telah dimulai di wilayah Kelurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan. Yaitu dengan memanfaatkan lahan tanah kas desa setempat.
“Di Glagaharjo masyarakat sudah mulai mengembangkan pertanian. Baik itu melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun karang taruna,” tuturnya.
Ia melanjutkan, upaya pengembangan pertanian tersebut sangat membantu. Seperti saat kondisi sekarang ini, dimana sektor pariwisata belum sepenuhnya pulih akibat pandemi. Begitu juga dengan pertambangan pasir tradisional yang berada di sungai berhulu Gunung Merapi. “Pariwisata saat ini sedang terpuruk akibat pandemi. Kemudian untuk sektor tambang juga tetap ada batasannya, terkait kelestarian alam dan lingkungan,” terangnya.
Saat ini pertanian yang sudah mulai menunjukkan hasilnya. Seperti pertanian cabai dan mentimun di Dusun Kalitengah Kidul, Glagaharjo.
“Kemudian ada juga lahan perkebunan strawberry di Klangon, Dusun Kalitengah Lor yang dikelola KWT setempat,” jelasnya.
Sedangkan anggota KWT Kalitengah Lor Sri Rayahu mengatakan, hampir 100 persen warga yang menanam strawberry ini ikut mendukung agrowisata Bukit Klangon Glagaharjo. Sehingga bisa meningkatkan nilai tukar petani untuk wisatawan.
“Saat ini, warga Klangon sudah menanam sebanyak 40.000 dari target 50.000 pohon,” ungkapnya. (ara/bid)