Figur  

Sukses Geluti Bisnis Keluarga

A’immatul Ummah
A’immatul Ummah. (DOK. PRIBADI / JOGLO JATENG)

BUKAN hal mudah bagi A’immatul Ummah untuk menggeluti bisnis batik milik keluarganya. Diperlukan kreatifitas marketing untuk menggaet pembeli. Terutama anak muda yang masih mengganggap batik adalah pakaian jaman dulu (jadul). Hal-hal itu telah ia lewati hingga terbilang sukses seperti sekarang.

Perempuan yang akrab disapa Aim ini mengaku cukup kesulitan ketika awal memanajemen bisnis. Apalagi pada pandemi awal 2020 lalu. Dirinya harus merugi karena sepinya penjualan, sebab saat itu masyarakat lebih memilih membeli kebutuhan pokok.

“Awal 2020 kemarin itu benar-benar kami rugi besar, dimana produksi tetap ada tapi produk tidak bisa keluar. Bahkan pernah memberikan harga glosir kepada pembeli agar tidak ada penumpukan batik,” ujarnya, belum lama ini.

Dara kelahiran Pekalongan 1998 itu harus memutar ide bagaimana cara memasarkan batik miliknya agar diminati masyarakat. Salah satunya ia menggunakan teknik pemasaran online yang sebelumnya tidak pernah dilakukan kedua orang tuanya. Ia memulai belajar secara autodidak melalui internet.

Menurutnya, pemasaran online bukan hanya soal produk difoto, diunggah dan menunggu pembeli saja. Namun harus mengerti pengenalan produk, pasar yang dituju, membuat produk semenarik mungkin dan pandai memilih situs penjualan online. Hal-hal tersebut menentukan keberhasilan pemasaran. Dari situ, ia belajar banyak hal tentang dunia usaha yang awalnya bukan menjadi cita-citanya ini.

“Banyak hal yang saya pelajari, karena dasar pendidikan di bangku kuliah bukan terkait pemasaran namun dunia penyiaran. Dan jujur ini berat dijalankan, tapi dengan dukungan keluarga akhirnya kini saya bisa melakukannya,” ungkapnya.

Dirinya memberikan pesan kepada para wirausahawan yang baru akan memulai terjun ke dunia bisnis untuk pantang menyerah dan mau belajar. Karena, ketika memulai suatu usaha seorang pembisnis harus siap menghadapi keadaan apapun serta belajar dari apa yang telah dilalui dengan melihat peluang bisnis di dalamnya.

“Dua hal itu harus dimiliki semua pembisnis. Sebab perlu diingat tidak ada hal yang instan bahkan ketika memasak mie instan pun butuh proses. Jadi, jangan takut berproses untuk melalui semua rintangan dan halangan yang ada,” ujarnya. (fan/gih)