MEMILIKI bakat seni sejak lahir mengantarkan Taqiyya Kinayu Aruming Jagad menjadi seorang seniman di usia muda. Meski masih duduk di bangku SMA, karya seni buatannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, puluhan lukisan garapannya telah ditampilkan di berbagai ajang pameran.
Bakat seni yang dia miliki mulai terlihat sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Perempuan kelahiran Kudus pada April 2004 itu mengaku, sudah memiliki hobi mencoret-coret kertas dan membuat sketsa abstrak sejak kecil. Kecintaannya dalam melukis menggunakan cat air, membulatkan tekadnya untuk menjadi seniman muda.
“Dari kecil memang saya sudah hobi menggambar. Dari dulu juga menggambarnya langsung menggunakan cat air. Waktu kecil dulu juga beberapa kali ikut lomba, lumayan sering lah. Kalau sekarang ditanya ingin jadi apa, tentunya ingin menekuni dan mendalami bidang seni,” tuturnya, Kamis (24/2).
Berbeda dengan kebanyakan anak muda sekarang, Putri dari Solichin Kadar Muhammad dan Sakini Solichin itu mengaku lebih menyukai tema sosial, kemanusiaan, dan bangunan dibandingkan dengan pemandangan. Karena dengan lukisan tersebut, dirinya dapat memberikan makna tersirat untuk kemanusiaan.
Dari puluhan karya yang dia buat, terdapat satu karya yang paling berkesan. Lukisan tersebut merupakan lukisan dari salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta. Lukisan itu pernah ditampilkan di pameran yang digelar oleh Komunitas Perupa Kudus, belum lama ini.
Selain itu, dirinya juga menceritakan lukisan yang menjadi cikal bakal terwujudnya impiannya. Yakni lukisan Tradisi Buka Luwur di Kudus. Lukisan tersebut berhasil menjuarai Bronze Winner of National Aquarelle Painting Competition SIAPFEST, dan Exhibitors of Semarang International Aquarelle Painting Festival Exhibition. (abd/gih)