Manfaatkan Teknologi Dongkrak Sektor Pertanian

RAMAI: Para petani di Sumberharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman sedang memanen padi bersama-sama, Selasa (1/3). (DOKUMENTASI PRIBADI/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Peningkatan ekonomi terus dikebut dibeberapa daerah. Salah satunya di Kabupaten Sleman. Oleh karenanya, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu senjata untuk mendongkrak sektor pertanian.

Wakil Bupati Kabupaten Sleman, Danang Maharsa mengatakan, diera teknologi ini menurutnya petani harus bisa ikut beradaptasi. Baik untuk mendongkrak produktivitas, menjaga kualitas produk, menjamin kontinuitas produk yang dihasilkannya. Serta mampu mengakses pasar digital.

“Upaya untuk mengembangkan potensi bidang pertanian di Sleman pada saat ini membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang andal, unggul kreatif, inovatif, profesional dan berdaya saing. Demi mendukung terwujudnya industri pangan berbasis pertanian modern,” ungkapnya.

Baca juga:  DPRD Sleman dan Lombok Barat Bahas Strategi Pariwisata untuk Tingkatkan PAD

Lebih jauh,  penerapan teknologi di sektor pertanian dinilai penting, salah satunya untuk tanaman padi. Ia mengungkapkan, penerapan teknologi selama budi daya padi dinilai efektif dan efisien. Baik dari sisi tenaga, waktu hingga biaya. Hasilnya juga menguntungkan bagi petani.

Menurutnya, sektor pertanian sangat penting, karena merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan. Untuk itu, pengembangan dan peningkatan perlu dilakukan agar menjadi pertanian modern.

“Petani harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan tetap menjaga hasil produk serta kualitas. Agar mampu bersaing di pasaran,” pungkasnya.

Baca juga:  Kapolda DIY Pastikan Situasi Kondusif selama Pilkada

Sementara itu, Direktur PT Fajar Jaya Revolusi Sigit Waskito menyampaikan, teknologi pertanian yang diterapkan di Sumberharjo, Prambanan dimulai dengan penggunaan pupuk organik cair BIO Konversi. Yang dilakukan mulai dari pratanam atau pembenahan tanah, pembenihan, pemupukan, hingga panen raya.

Penerapan teknologi pertanian organik ini dapat menaikkan produksi panen. Yang awalnya enam ton per hektar menjadi sembilan ton per hektar. Hal ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh semua pihak.

“Mulai dari konsep mapping dengan drone, pengukuran unsur hara tanah, pemupukan, penyemprotan pestisida dengan drone yang sangat terukur dan tepat penggunaan volume pupuk dan lain-lain. Drone ini dilengkapi dengan sensor dan GPS. Sehingga bisa menjangkau semua sudut area tanaman,” imbuhnya. (fif/bid)