Oleh: Suwadi, S.Pd.SD
Guru SDN 2 Randurejo, Kec. Pulokulon, Kab.Grobogan
DUNIA pendidikan saat ini baru mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa. Virus Covid-19 menjadi aktor utama. Virus ini terbukti telah banyak memakan korban. Apalagi Virus varian baru Omicron disinyalir daya penularannya lebih cepat dari virus lainnya. Sehingga Pemerintah mengambil kebijakan untuk memberhentikan proses pembelajaran secara tatap muka luring menjadi daring ( dalam jaringan). Kebijakan ini untuk memutus penularan Virus corona.
Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Sedangkan luring adalah akronim dari luar jaringan. Sedangkan sistem pembelajaran luring, merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka.
Pembelajaran daring dan luring ini menjadi topik yang sering menjadi pembahasan di masyarakat, khususnya di kalangan pendidikan. Banyak yang membanding-bandingkan kedua sistem pembelajaran tersebut. Ada yang beranggapan Luring lebih baik namun ada juga yang menganggap daring lebih efektif.
Di era pandemi ini, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik guru berfikir mencari formula yang cocok dan tepat agar siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan mudah. Pembelajaran menggunakan aplikasi diantaranya melalui whatsApp, google meet, zoom, dan google class room.
Google Classroom merupakan layanan berbasis internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Google Classroom juga merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya atau disebut juga kelas virtual (Hardiyana, 2015). Selain itu, Google Classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan penilaian tugas-tugas yang dikumpulkan. Layanan Google Classroom didesain untuk membantu guru membuat dan membagikan tugas kepada siswa secara paperless atau tanpa menggunakan kertas sehingga ramah lingkungan. Penggunaan aplikasi ini wajib memiliki akun di Google.
Google Classroom telah diperkenalkan sebagai bagian dari Google Apps for Education (GAFE) sejak 12 Agustus 2014. Google Classroom tersedia bagi siapa saja yang memiliki Google Apps for Education, serangkaian alat produktivitas gratis termasuk g-mail, dokumen, dan, drive (Hammi, 2017).
Langkah-Langkah membuat Google Classroom, pertama, buka website google. Kemudian masuk pada laman google classroom (harus memiliki akun Google Apps for Education). Kedua, mengunjungi classroom.google.com dan masuk. Ketiga, memilih apakah Anda seorang guru atau siswa, lalu membuat kelas atau gabung ke kelas. Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di dalam kelas nyata (di sekolah) sudah memberitahukan kepada siswa bahwa guru akan menerapkan Google Classroom dengan syarat setiap siswa harus memiliki email pribadi dengan menggunakan nama lengkap pemiliknya (tidak menggunakan nama panggilan/samaran).
Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi melalui laman tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas disimpan secara otomatis ke dalam folder di Google. Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan pengumuman atau informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di kelas nyata pada laman tersebut. Siswa dapat bertanya kepada guru ataupun kepada siswa lain dalam kelas tersebut terkait dengan informasi yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu pengumpulan di laman Tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan sekali klik. Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas, serta memberikan masukan dan nilai langsung di kelas.
Akhir- akhir ini penyebaran virus corona mulai mereda tetapi kita tidak boleh lengah. Kita tetap menerapkan 5 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi. Dengan menjaga protokol kesehatan kita pasti bisa. (*)