Pemanfaatan Kartu Bilangan dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian

Oleh: Dunipah, S.Pd
Guru SDN 01 Botekan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

PROSES pendidikan matematika pada tingkat Sekolah Dasar memiliki peran yang penting untuk memberikan dasar-dasar berhitung. Kemampuan dasar yang dimiliki siswa akan berpengaruh  pada pendidikan selanjutnya di sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Menjadi sebuah kewajiban pada pendidik untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik sehingga materi yang disampaikan guru akan mudah diterima oleh peserta didik.

Sebagai upaya untuk memberikan memudahkan siswa yang berusia antara 7-12 tahun dalam belajar matematika yang memiliki sifat abstrak maka dibutuhkan sebuah media dalam pelaksanaan pembelajarannya. Media yang digunakan diupayakan berupa benda nyata yang seringkali ditemui oleh siswa.

Alat peraga matematika didefinisikan sebagai alat peraga yang menggunakannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang telah dituangkan ke dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Alat peraga yang digunakan adalah alat peraga yang sederhana, yaitu kartu bilangan.  Alat peraga dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Keuntungan alat-alat peraga nyata adalah dapat dipindah-pindahkan atau dimanipulasi, sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku.

Alat peraga sederhana dapat dibuat sendiri oleh seorang guru. Akan tetapi, kartu bilangan ini berbentuk persegi panjang tetapi agar lebih menarik terhadap siswa, kartu ini dapat dimodifikasi dengan keperluan, dalam hal ini kartu bilangan digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap perkalian. Kartu ini terbuat dari karton berbentuk bunga dengan diameter 12 cm dan mempunyai kelopak sebanyak 9 lingkaran, tengah berisi lambang bilangan hasil perkalian, sedangkan kelopak berisi noktah-noktah yang mewakili faktor perkalian.

Menurut Keith Davis (Mangkunegara, 2000: 67), kemampuan (ability) sama dengan pengetahuan dan keterampilan (knowledge dan skill). Menurut  Nurhasanah (2007: 243), berhitung adalah mengerjakan  hitungan (menjumlahkan, mengurangi, dan lain sebagainya). Kemampuan berhitung dapat diartikan kemampuan anak untuk mengetahui konsep bilangan dengan benda-benda, yang didalamnya terdapat penjumlahan, pengurangan. Kemampuan berhitung pada anak sangat penting dikembangkan, karena berhitung dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari anak agar mampu menyiapkan mental untuk masa depan.

Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa sebenarnya matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak upaya sudah dilakukan untuk membuat matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. Benda-benda nyata yang dijadikan alat perantara pengetahuan disebut juga sebagai media pembelajaran, salah satu media yang digunakan dalam pendekatan matematika realistik adalah kartu bilangan.

Langkah-langkah penggunaan kartu bilangan dalam pendekatan matematika realistik yaitu mengomunikasikan tujuan dan tema dalam menggunakan media kartu bilangan. Guru mengambil kartu bilangan dan menempelkan di papan tulis, memperlihatkan media kartu bilangan secara bergantian dan memberikan contoh dalam melakukan kegiatan bermain kartu bilangan. Guru mengelompokkan anak menjadi 2-3 kelompok. Guru memanggil anak satu persatu sesuai kelompok yang telah dibagi, memanggil anak secara bergantian untuk menunjuk kartu bilangan, memanggil anak memasangkan kartu bilangan secara bergantian, memanggil anak mengurutkan bilangan secara benar. Guru memperhatikan hasil kegiatan anak dalam penggunaan kartu bilangan dan membimbing anak jika ada kesalahan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa murid aktif  dan sangat efektif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika melalui penggunaan media kartu bilangan. (*)