MAGELANG, Joglo Jateng – Pengembangan wisata Negeri Kahyangan di Desa Wonolelo, Sawangan, Kabupaten Magelang didorong untuk menonjolkan potensi lokal. Dengan adanya potensi wisata itu, dapat menjaga melestarikan lingkungan serta kesenian di daerah tersebut.
Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Sukardiyono menyampaikan, wisata alam baru tersebut bisa memadukan dengan kebudayaan atau kesenian yang ada di daerah ini. Hal tersebut, usai Dialog Interaktif Kesenian Tradisional Kabupaten Magelang di Pelataran Negeri Kahyangan.
“Apalagi disini ada puluhan kesenian atau tarian lokal. Sehingga harus ditampilkan di Negeri Kahyangan ini untuk menarik wisatawan,” ujarnya, belum lama ini.
Desa Wonolelo, ia mengungkapkan, secara kultur mempunyai banyak kesenian daerah yang luar biasa. Secara geografis, lingkungan ini berada di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut dengan pesona alam yang indah.
Selain itu, lanjutnya, Negeri Kahyangan ini sebenarnya belum dibuka secara resmi. Tetapi sudah banyak masyarakat berminat untuk datang ke sini. Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat setempat untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu juga melestarikan kesenian yang ada di desa ini untuk menarik wisatawan berkunjung ke Negeri Kahyangan.
Di samping itu, pemerhati kesenian Umar menuturkan, Desa Wonolelo terdiri atas 18 dusun. Menurutnya, rata-rata setiap dusun minimal memiliki satu tari tradisional. Ia menyebutkan, di kawasan tersebut ada sekitar 40 seni tari tradisional. Pasalnya, di desa ini seni menjadi bagian hidup dari masyarakat.
“Jadi pelaku-pelaku seni di Desa Wonolelo itu agak berbeda dengan daerah lain. Sebab, mereka selain pelaku seni juga memiliki mata pencaharian sebagai petani,” terangnya.
Dengan demikian, dirinya menambahkan, ketika mereka menunjukkan kreasinya di dalam seni, itu bukan karena finansial, namun masalah hati. “Jadi kesenian di sini merupakan reaksi atau ekspresi dari suatu hati yang diungkapkan dalam suatu tarian,” tandasnya.(ara/ziz)