Dewan Dorong Optimalisasi Pengumpulan Zakat

TALK SHOW : Dari kiri, host acara, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Muhammad Afif, perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Semarang Arnaz Agung Andrasmara dalam dialog terkait zakat di Udinus Semarang, belum lama ini. (DICKRI TIFANI BADI/ JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendorong lembaga amil zakat (LAZ) untuk melakukan optimalisasi pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah di Ibu Kota Jawa Tengah. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif, usai acara dialog interaktif di televisi swasta di Udinus Semarang, belum lama ini.

Ia menyampaikan, berdasarkan pemaparan dari Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Semarang Arnaz Agung Andrasmara, capaian zakat sudah sekitar 90 persen. Menurut Afif, presentase ini menunjukkan tingkat kesadaran dan semangat masyarakat dalam berzakat sudah cukup lumayan.

Meski demikian, pihaknya tetap agar target bisa mencapai 100 persen. Oleh sebab itu, perlu ada kerja sama dan koordinasi antar lembaga-lembaga zakat yang ada, dan edukasi kepada masyarakat.

“Jadi, masing-masing LAZ harus melakukan sosialisasi tentang zakat. Di antaranya, mengenai kewajiban zakat, infaq, shodaqoh. Terus, kemudian ada penekanan bahwa zakat tidak hanya zakat fitrah saja,” kata Afif kepada Joglo Jateng.

Saat ditanya soal peran dewan terkait optimalisasi zakat, Afif menjelaskan bahwa lembaga zakat harus melakukan kegiatan yang transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab.

“Jangan sampai, ada lembaga yang maaf tidak jujur dan tidak transparan. Kedua, lembaga zakat dalam melakukan penggalangan dan distribusi mengacu pada perda (peraturan daerah). Peran dewan mendorong pemerintah untuk memfasilitasi lembaga-lembaga amil zakat yang ada, agar mereka transparan dan bisa menjadi lembaga yang modern,” paparnya.

Jadi, lanjutnya, gerakan zakat harus dilakukan bersama-sama dari seluruh elemen harus bergerak. Sedangkan masyarakat, terserah memilih lembaga zakat yang cocok dan pas.

“Lembaga amil yang ada di Kota Semarang harus kita sambut baik agar mereka bisa mendistribusikan zakat sesuai sasaran,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua BAZNAS Kota Semarang Agung Andrasmara mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang lantaran ikut serta dalam sosialisasi pentingnya zakat di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Sehingga, potensi zakat di Kota Semarang bisa maksimal.

“Saya yakin banyak hal yang bisa kita selesaikan khusunya masalah kemiskinan dan masalah kehidupan masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, BAZNAS akan selalu menggandeng berbagai pihak, terutama organisasi kepemudaan. Sebab, pihaknya tidak bisa bergerak sendirian, dan membutuhkan kerja sama dengan stakeholder lainnya.

“Upayanya kita menggandeng MUI (Majelis Ulama Indonesia), DMI (Dewan Masjid Indonesia) dan lainnya. Selain pemerintah, ya kita menggandeng organisasi pemuda. Kita juga dibantu dalam sosialisasi dan pentingnya teman-teman muslim untuk berzakat,” ucapnya. (dik/gih)