KOTA, Joglo Jogja – Sejak Januari lalu, pasokan minyak goreng curah di Kota Yogyakarta berkurang 50 persen. Upaya pemulihan kembali pun dilakukan, guna memenuhi kebutuhan masyarakat di kota tersebut.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, minimnya ketersediaan stok menyebabkan harga minyak dipasaran menjadi meningkat. Hal ini dirasa dapat memberatkan masyarakat.
“Kami berharap kiriman minyak goreng curah ke Yogyakarta bisa dipulihkan kembali, karena sejak awal tahun hanya menerima 50 persen saja,” ungkapnya, belum lama ini.
Lebih jauh, di Kota Yogyakarta terdapat dua distributor besar minyak goreng curah. Yaitu di Jalan Bantul dan di Kotagede. Masing-masing distributor rata-rata hanya menerima pasokan sebanyak 27 ton per bulan, dari jumlah sebelumnya 54 ton.
Dengan berkurangnya pasokan yang diterima, komoditas minyak goreng curah tersedia dalam jumlah yang terbatas. Alhasil, meskipun telah ditentukan Harga Eceran Tertinggi (HET), namun harga minyak di pasar tradisional masih lebih tinggi.
“Saat pasokan datang, maka akan dilakukan operasi pasar. Kami sudah minta ke distributor agar memberikan kuota untuk operasi pasar dengan harga sesuai aturan pemerintah,” lanjutnya.
Menurutnya, hal ini menjadi salah satu upaya yang dapat ditempuh. Dilakukan untuk memastikan masyarakat dapat mengakses komoditas tersebut dengan HET adalah dengan melakukan operasi pasar.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Riswanti mengatakan, terkait harga minyak goreng curah, pihaknya akan mengusulkan ada aturan terkait jenjang HET. Yakni di tingkat distributor hingga ke pedagang dan konsumen akhir.
“Sekarang memang ada HET tetapi belum diatur untuk siapa. Makanya, harga di pasar masih cukup tinggi,” imbuhnya. (fif/bid)