RSJD Surakarta Layanani Fisioterapi Deteksi Gangguan Gerak

PENANGANAN: Tenaga kesehatan sedang melakukan fisioterapi kepada pasien di RSJD Surakarta, belum lama ini. (HUMAS / JOGLO JATENG)

SOLO, Joglo Jateng – Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta memiliki layanan fisioterapi deteksi gangguan gerak. Layanan ini tidak hanya ditunjukkan kepada anak-anak tumbuh kembang, namun bisa untuk orang dewasa yang mengalami gangguan fungsi alat gerak atau tubuh.

Fisioterapis RSJD Surakarta, Agus Setyawan, SST menyampaikan, fisioterapi merupakan deteksi dini untuk melihat suatu kasus permasalahan gerak. Melalui skrining tersebut bisa mengantisipasi seseorang mengalami keluhan semakin berat.

“Sebelum ada masalah yang lebih berat dan penanganan lebih berat, maka ada deteksi dini di awal. Kalau masyarakat biasa, memahami deteksi dini terfokus pada tumbuh kembang anak,” katanya, belum lama ini.

Baca juga:  Ahli Gizi Imbau tak Konsumsi Teh dan Kopi saat Sahur

Meski selama ini fisioterapi hanya dipahami masyarakat untuk anak tumbuh kembang, Agus menjelaskan bahwa secara umum deteksi dini bisa dilakukan untuk orang dewasa yang mengalami gangguan berkaitan dengan gerak.

“Jadi untuk orang dewasa yang mengalami gangguan pernapasan bisa, gangguan gerak juga bisa. Fisioterapi bisa untuk semua problematika berkaitan dengan kondisi fisik yang fokusnya terkait gerak,” jelasnya.

Saat ditanya apakah dalam menangani fisioterapi menggunakan alat atau lainnya, ia mengungkapkan penanganan itu tergantung kasusnya. Misalnya kasus anak, biasanya pihaknya menggunakan bantuan tabel perkembangan anak.

Baca juga:  Yoga Bantu Dorong Metabolisme saat Berpuasa

“Jika kasus anak, gunakan tabel perkembangan anak. Namanya  DDST (Denver Developmrntal Secreening Tes). Contohnya, usia 0-3 bulan motoriknya dan kemampuannya begini, nanti ada garisnya. Jika di bawah garis, anak alami keterlambatan bukan gangguan,” ujarnya.

Setelah itu, kata dia, pihaknya langsung melakukan upaya memberikan solusi agar si anak bisa mengejar tumbuh kembangnya kembali. Tak hanya itu, dari hasil pemeriksaan, nantinya pasien diberi pelatihan agar tidak terjadi lagi gangguan gerak.

“Misalnya dari pemeriksaan otot, nilai kekuatan otot harus bisa diprediksi kira-kira apa. Apakah hanya kurang gerak, apakah gangguan syarafnya, atau gangguan ototnya. Jadi, kita bisa prediksi, dengan diberikan latihan fungsional lain sesuai kondisi,” ucapnya.

Baca juga:  Yoga Bantu Dorong Metabolisme saat Berpuasa

Di sisi lain, ia juga berpesan kepada masyarakat jika mengalami keluhan gangguan yang bersifat fisik gerak agar segera berkonsultasi terhadap fisioterapis terdekat. “Apabila mengalami keluhan gangguan yang bersifat fisik, seperti penurun otot, gangguan keseimbangan dan nyeri sendi, segera hubungi fisioterapis terdekat biar bisa dilakukan screening sejak awal,” ucapnya. (dik/gih)