Banyak hal dinanti saat Idul Fitri. Salah satunya adalam pembagian THR, yang biasanya menjadi kegiatan rutin dalam perayaan ini. Uang baru menjadi daya tarik pelaksanaannya. Sehingga jasa penukaran uang banyak dicari.
YOGYAKARTA, Joglo Jogja – Sebentar lagi, perayaan Hari Raya Idul Fitri akan datang. Idul Fitri identik dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan uang baru. Sehingga kini banyak dijumpai jasa penukaran uang, yang berada di sekitaran titik 0 KM Yogyakarta.
Salah satu jasa penukaran uang, Susanto mengatakan, bahwa penukaran uang jelang lebaran ini sama dengan tahun lalu. Ia telah membuka jasa penukaran uang sejak satu minggu awal bulan puasa. Dalam jasa penukarannya, ia telah menyiapkan pecahan uang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000.
“Saya siapkan uang pecahan hingga sejumalh Rp 50jt, yang bisa ditukarkan,” ujar Susanto saat diwawancarai belum lama ini.
Mendekati lebaran ini, Susanto mengaku terjadi lonjakan dalam jasa penukarannya. Banyak masyarakat yang ingin menukarkan uang pecahan untuk persiapan Lebaran.
“Satu minggu awal puasa saya sudah disini. Ini sudah mencapai peningkatan sekitar 70 persen,” ucapnya.
Saat ditanya, uang pecahan yang paling banyak dicari itu sangat variatif. Susanto memaparkan, saat awal puasa, uang pecahan yang paling banyak dicari adalah pecahan Rp 1000 dan Rp 2000. Namun mendekati lebaran ini, pecahan yang paling banyak di cari adalah nominal Rp 5.000 dan Rp 10.000.
“Pas awal puasa banyak yang nyari seribu sama dua ribu rupiah, kalau sekarang ini banyak yang nyari lima ribu sama sepuluh ribu. Kemarin ada sepuluh juta dalam plastik, ini tinggal lima juta,” paparnya.
Untuk masyarakat yang ingin menukarkan uang, akan dikenai biaya 10 persen dari jumlah nominal yang hendak ditukar. Selama ini, rata2 jumlah penukaran uang yangditukarkan oleh berkisar Rp 200.000 – Rp 1.000.000.
“Ada biaya tambahan 10 persen setiap transaksi penukaran. Misalnya mau mecahin Rp 200.000 jadi ya bayarnya Rp 220.000,” ungkapnya.
Susanto memprediksi puncak penukaran uang ini akan terjadiantara H-2 agau H-3 lebaran. Sehingga biaya tambahan penukaran uang tersebut dapat naik antara 15-20 persen.
“Kalau sudah mendekati H-2 atau H-3 lebaran bisa naik. Dari 10 persen bisa sampai 15-20 persen karena kantor-kantor liburnya panjang,” jelasnya. (ers/bid)