BATANG, Joglo Jateng – Untuk memastikan ketersediaan minyak goreng curah, Penjabat (Pj) Bupati Batang melakukan monitoring ke Pasar Batang dan Pasar Limpung untuk memantau stok dan harga minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.
“Baru saja kita meninjau langsung harga minyak. Hari ini kita juga melaksanakan pengecekan untuk mengetahui ketersediaan minyak curah,” terang Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Pasar Limpung, Batang, Kamis (26/5).
Ia mengatakan, stok minyak goreng curah untuk masyarakat Batang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari telah tersedia dan aman. “Dari hasil peninjauan hari ini, tidak ada masalah di kedua pasar itu, Pasar Batang dan Limpung. Harga yang dipakai pedagang sini sesuai dengan peraturan Pemerintah Pusat. Dari PPI ke penyalur Rp14.400/kg, dan dari penyalur ke pembeli Rp15.500/kg. Karena, harga minyak curah sesuai HET yang telah ditetapkan Pemerintah,” jelasnya.
Ia menjelaskan, mekanisme pembelian minyak goreng curah di Batang ada batasannya. Dengan persyaratan untuk UMKM maksimal membeli 10 kg, dengan membawa fotocopy KTP dan surat usaha dari kelurahan atau desa. Dan untuk keperluan rumah tangga biasa maksimal 2 kg sekali membeli.
“Demi memastikan stok minyak goreng aman, untuk warga. Kami, bakal terus melakukan peninjauan ke pasar-pasar lainnya. Demi terjaminnya stok dan harga penjualan minyak goreng,” ungkapnya.
Sementara itu, pedagang minyak goreng Ahmad Adi mengatakan, bahwa harga minyak goreng curah yang dijualnya seharga Rp15.500 per kilo. Pihaknya memakai hitungan per kilo, karena tidak mempunyai fasilitas untuk mengukur per liternya.
“Kalau pembeli dari UMKM memang kita diberikan persyaratan seperti fotocopy KTP dan surat usaha dari kelurahan atau desa. Dan mereka maksimal bisa membeli 10 kg. Alhamdulillah, hal itu tidak memberatkan mereka, tapi malahan pada gembira. Karena kemarin minyak goreng curah agak langka,” terangnya.
Lanjutnya, untuk saat ini minyak goreng curah stoknya tengah melimpah. Ia menilai bukan karena menurunya minat beli masyarakat.
“Kemarin waktu keadaan masih langka, 15 drim bisa langsung habis. Tetapi sekarang 2 drim saja belum habis. Soalnya memang stoknya melimpah,” imbuhnya. (hms/all)