Kudus  

Inflasi Tahunan Mencapai 4,25 Persen

JUAL: Seorang pedagang kebutuhan pokok tengah merapikan dagangannya, beberapa waktu lalu. Telur menjadi salah satu komoditas yang menyebabkan kenaikan inflasi di Kudus. (SYAMSUL HADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Kudus, diminta menyiapkan strategi mitigasi untuk meminimalkan dampak inflasi. Karena Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi tahunan per Mei 2022 mencapai hingga 4,25 persen.

Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa mengatakan, bahkan laju inflasi tahunan di Kudus itu, jauh lebih tinggi dibandingkan di Jateng maupun nasional. Ia mengungkapkan laju inflasi tahunan per Mei 2022 untuk tingkat Jateng sebesar 3,91 persen, sedangkan nasional sebesar 3,55 persen.

Sementara tingkat inflasi pada Mei 2022 sebesar 0,38 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2021 maupun 2020.

Baca juga:  Pj Bupati Hasan Chabibie Dorong Santri di Kudus Berkontribusi Naik ke Level Internasional

“Untuk itulah, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) harus mencermati. Jika saja target inflasi yang ditetapkan pemerintah belum direvisi, tentunya Kabupaten Kudus sudah masuk kategori lampu merah,” ujarnya.

Jika tingkat inflasi nantinya semakin tinggi, kata dia, pengaruhnya terhadap daya beli masyarakat akan sangat terasa. Karena harga jual sejumlah komoditas akan mengalami kenaikan.

Sepanjang Mei 2022 tercatat ada beberapa komoditas yang harga jualnya naik. Seperti bawang merah, telur ayam ras, dan tempe. Adapun langkah-langkah yang bisa diambil, imbuhnya, harus disesuaikan dengan keputusan dari tim TPID.

Baca juga:  BWI Kudus Ajak Gen Z Jadi Agen Wakaf Produktif

Sementara tingkat inflasi di Kudus pada Mei 2022, kata Agus, memang lebih rendah dibandingkan dengan nasional. Dimana pada tingkat nasional sebesar 0,40 persen serta Jateng sebesar sebesar 0,58 persen.

Dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng, semuanya mengalami inflasi. Sedangkan paling rendah Kabupaten Kudus karena daerah lainnya, seperti Kota Tegal sebesar 1,03 persen, Kota Surakarta sebesar 0,71 persen, Kota Purwokerto sebesar 0,63 persen. Kemudian Kota Cilacap sebesar 0,59 persen, Kota Semarang sebesar 0,53 persen, dan Kota Kudus sebesar 0,38 persen.

Baca juga:  Pelayanan PELITAKU Mudahkan Cek Tata Ruang di Kudus

Penyebab tingkat inflasi Kudus pada Mei 2022 cukup rendah, karena bulan sebelumnya sudah tinggi sebesar 1,27 persen. Sehingga bulan berikutnya biasanya memang turun.

Dari sejumlah komoditas masyarakat yang dijual di pasaran, beberapa di antaranya juga dihasilkan dari Kudus. Di antaranya, cabai, bawang merah dan telur, sehingga ketika ada lonjakan harga kenaikannya tidak terlalu tinggi. (ara/fat)