OKTAVIANI mulanya tidak menyukai kegiatan menggambar. Namun sejak kecil, ia dikenalkan dan diajarkan teknik dasar melukis oleh ayahnya yang merupakan alumni dari salah satu sekolah menengah seni rupa.
Saat ia menduduki sekolah dasar, Okta, panggilannya, mulai menyukai dan menikmati saat ia sedang melukis. Ia pun sering diikutsertakan sekolahnya untuk mengikuti lomba melukis dan beberapa kali memenangkan perlombaan serta mendapatkan penghargaan.
“Berhubung aku termasuk introvert, aku menjadikan lukisan sebagai visual diary. Curhat atau berceritanya ditumpahkan lewat karya,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jogja, Rabu (29/6).
Perempuan kelahiran Duri, Riau ini pun akhirnya mengikuti jejak ayahnya. Yang mana ia pun juga bersekolah si Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) di Padang.
Dari sekolahnya tersebut, ia sudah mengikutsertakan diri di pameran-pameran seni rupa. Saat lulus sekolah, perempuan berzodiak Scorpio ini pun melanjutkan perguruan tinggi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan memutuskan menetap di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga sekarang.
“Kita nggak harus kirim sketsa. Biasanya gallery sudah mempercayakan lukisan ke senimannya, jadi tinggal sesuaikan jadwal dengan temanya,” jawabnya saat disinggung mengenai lukisannya yang sering dipajang di gallery pameran.
Pemesanan lukisan, lanjutnya, dilakukan dua hingga tiga bulan sebelum acara dimulai. Sehingga ia hanya tinggal menyiapkan karya dimana nantinya terdapat pengurus yang mengurusi penjualan karya.
“Ada banyak gallery, bisa di Yogyakarta, di luar kota, ataupun di luar negeri. Karya yang dipamerkan pun tidak melulu terjual. Ada yang tidak sold. Jadi nantinya karya dikembalikan lagi ke senimannya,” bebernya.
Okta mengaku selain melukis, ia juga hobi bermain games dan menonton film. Kedua hal tersebut menurutnya bisa menjadi inspirasi untuk obyek dan warna dilukisan.
Sekarang ini, Okta sedang fokus menggarap karya untuk salah satu pameran di Yogyakarta. Dimana event tersebut akan diselenggarakan pada Agustus mendatang.(ers/ziz)