Oleh: Suparni, S.Pd.
Guru SDN 01 Pamutih, Kec. Ulujami Kab. Pemalang
DALAM proses belajar mengajar tingkat awal, pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan terpenting sebelum pembelajaran yang lain. Pelajaran ini adalah daasr semua pelajaran, meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan keterampilan bahasa Indonesia, baik berbicara, membaca, dan menulis, maka pelajaran yang lain dapat menyimak, dipelajari, dan dimengerti oleh siswa. Sebab pelajaran yang lain tetap saja menggunakan bahasa Indonesia dalam kajiannya sebagai bahasa pengantar (Rachmawati, 2016).
Masa permulaan sekolah anak-anak diberikan pengenalan huruf-huruf sebagai lambang bunyi-bunyi bahasa. Pengenalan huruf tersebut dinamakan proses pengubahan, setelah tahap pengubahan tersebut dikuasai siswa secara mantap, barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan (Alek dan Achmad, 2009). Membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) dan keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills). Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar baik berupa orang, alat maupun bahan (Ridwanuddin, 2015). Kartu kata/Pias-pias Kata atau flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard atau kartu kata hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30 siswa (Susilana dan Riyana, 2009).
Pada tahap inti pembelajaran, guru memperlihatkan satu persatu pias-pias kata yang terdapat pada kartu kepada siswa dan mengajak untuk mengikuti bacaan guru. Guru dibantu siswa menyusun kartu-kartu kata pada papan/media yang telah disediakan guru, dan meminta siswa untuk membacanya. Tahap elaborasi guru memeinta beberapa siswa maju secara bergantian untuk menyusun dan menempel kartu kata sesuai dengan yang diucapkan guru. Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama kata yang sudah disusun di papan. Setelah itu guru melafalkan kembali suku kata-suku kata agar siswa dapat mengingat dengan baik. Guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan pembelajaran dan tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa.
Didapatkan perubahan pada siswa dalam membaca nyaring dengan media pias-pias kata. Siswa yang sebelumnya belum lancar dalam membaca, setelah tindakan dilakukan menjadi lancar dalam membaca. Adanya peningkatan keterampilan membaca nyaring dan mampu mencapai KKM yaitu 75, penggunaan media pias-pias kata siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, didapatkan kesimpulan bahwa media pias-pias kata merupakan salah satu media yang dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan media kartu kata maka keterampilan membaca siswa kelas I SDN 01 Pamutih Tahun Pelajaran 2021/2022 meningkat. Hal tersebut dilihat dari ketercapaian nilai rata-rata kelas yaitu 80. Persentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan menjadi 93%. (*)