Vakum Akibat Pandemi, Kini Merti Dusun Kembali Digelar

PENTAS: Kirab tari tradisi dalam acara Merti Dusun Banjarwaru, Rabu (29/6). (ERNA SARI SUSANTI/ JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020 lalu mengakibatkan sejumlah kegiatan ditiadakan, termasuk Merti Dusun. Kini seiring PPKM Level 1 di Yogyakarta, Merti Dusun Banjarwaru, Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul kembali digelar.

Ketua Panitia Merti Dusun, Supriyanto mengungkapkan, Merti Dusun adalah wujud ungkapan syukur atas segala nikmat dari Sang Pencipta yang bertujuan untuk merekatkan tali persaudaraan, gotong-royong, dan kerukunan warga di Banjarwaru. Kegiatan ini baru kembali diadakan setelah dua tahun vakum akibat pandemi.

“Kita dua tahun tidak menggelar Merti Dusun karena situasi pandemi. Sekarang kita gelar lagi setelah ada kelonggaran untuk melakukan kegiatan,” ungkapnya kepada Joglo Jogja Rabu (29/6).

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut diawali dengan doa panuwun oleh tokoh agama setempat. Setelah doa kemudian dilakukan kirab oleh warga sekitar.

“Kirab diawali dengan bergodo keprajuritan dan diikuti oleh kirab gunungan hasil bumi dan buah-buahan. Kemudian diikuti oleh kirab hadroh, kirab tari tradisi serta kirab warga setempat,” ujarnya.

Pantauan dilokasi, warga setempat menggunakan pakaian tradisional. Kemudian mereka membawa panjang ilang (Anyaman dari janur, Red) yang kemudian diisi dengan aneka jajanan tradisional, nasi lengkap dengan lauk dan sayurnya. Adapun kirab tersebut mengambil rute dari halaman rumah Supriyanto. Kemudian berkeliling di padukuhan Banjarwaru dan kembali lagi di rumah tersebut.

Usai kirab, warga makan bersama atau disebut kembul bejono. Makanan tersebut merupakan nasi gurih dengan lauk ingkung yang ditempatkan dalam takir (bungkus makanan dari daun pisang, Red). Selesai makan, warga pun berebut gunungan hasil bumi dan buah-buahan. Mereka pun membawa pulang oleh-oleh panjang ilang.

Sementara itu, Kepala Seksi Lembaga Budaya, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Endang Widuri mengatakan, pihaknya mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini berkaitan dalam hal pengembangan, pelestarian terhadap seni tradisi dan adat setempat.

“Semoga nantinya Gilangharjo bisa menjadi Desa Mandiri Budaya. Tentunya diperlukan komitmen dan kepedulian sesama,” harapnya.(ers/ziz)