Asyiknya Belajar IPS dengan Metode Talking Stick

Oleh: Elipah, S.Pd.SD
Kepala SDN 03 Serang, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang

PEMBELAJARAN ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah dasar (SD) bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi seorang warga negara yang bukan hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai yang akan di pergunakan untuk kehidupannya. Akan tetapi, pelajaran IPS dianggap oleh sebagian siswa sebagai pelajaran yang membosankan, karena dalam memberikan materi guru cenderung menggunakan metode ceramah dan text book. Sehingga pelajaran IPS terkesan monoton karena guru lebih mendominasi pembelajaran, sedangkan siswa hanya diam dan memperhatikan sehingga suasana kelas membosankan.

Hal seperti ini terjadi dikelas V SDN 03 Serang, Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa K.D 3.3 menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang, hanya mendapat nilai ketuntasan 52% dari jumlah siswa 25.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru dituntut untuk mencari metode pembelajaran yang dapat membuat anak tertarik dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran IPS, sehingga kelas menjadi kondusif. Metode yang dapat membuat anak belajar sambil bermain. Menurut Sri Anitah dan Yetti Supriati (2008:43), metode adalah suatu cara yang teratur yang telah di pikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu. Sedangkan menurut Ernest R.Hilgard, belajar adalah kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya.

Dalam hal ini, metode yang diterapkan adalah metode Talking Stick, yakni metode pembelajaran yang berbasis pada permainan sehingga akan membuat siswa bersemangat dalam belajar. Model pembelajaran tersebut dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat, menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran.

Tujuan dari pembelajaran metode Talking Stick adalah mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat dan gagasannya. Metode pembelajaran Talking Stick dalam proses belajar mengajar berorientasi agar terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa lainya. Metode ini menuntut agar siswa aktif dan terlibat selama pembelajaran. Siswa harus siap menjawab pertanyaan dari guru ketika stickyang digulirkan jatuh kepadanya selain untuk berlatih berbicara metode Talking Stick Talking Stick dapat mencairkan suasana. Karena ketika stick bergulir dari siswa satu ke siswa lainnya diiringi dengan nyanyian. Di bagian akhir dari metode Talking Stick Talking Stick adalah guru memberikan kesempatan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya dan terakhir guru memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah (1).Guru membuat grup belajar yang beranggotakan 4 atau 6 orang; (2) Guru menyediakan stickatau tongkat yang berukuran 15cm; (3) Guru memberi materi utama dan selanjutnya memberi waktu kepada grup belajar untuk persiapan seperti meneliti dan mendalami materi; (4) Siswa akan membahas berbagai persoalan yang ada pada materi utama; (5) Sesudah siswa memahami materi guru akan memberi tanda untuk menghentikan segala aktivitas pendalaman materi; (6) Guru akan memakai stickatau tongkat yang nantinya diberikan ke salah satu anggota grup belajar. Selanjutnya guru dan siswa menyanyikan lagu dan tongkat bisa digilir secara bergantian kepada anggota grup dan yang paling terakhir memegang tongkat saat lagu berhenti akan menjawab pertanyaan dari guru. Hal tersebut diulang hingga sebagian besar siswa mendapat giliran; (7) Setelah selesai guru akan membuat kesimpulan; (8) Guru selanjutnya melaksanakan evaluasi pembelajaran.

Penggunaan metode Talking Stick pada materi pembelajaran IPS menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang sangat berkesan dan menyenangkan siswa, sehingga materi akan selalu diingat siswa. Hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 03 Serang Kecamatan Petarukan mengalami peningkatan dari 52% menjadi 85% ketuntasan. (*)