REMBANG, Joglo Jateng – Setelah ditutup selama dua bulan, pasar hewan Pamotan kembali dibuka, Selasa (9/8). Kebijakan penutupan sebelumnya diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang akibat meningkatnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah setempat.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan, dibukanya kembali pasar hewan seiring dengan menurunnya kasus PMK yang cukup drastis. Namun demikian, Standar Operasional Prosedur (SOP) harus tetap dilaksanakan untuk mencegah terjadinya penyebaran PMK lebih lanjut.
“PMK ini menurun drastis, landai dan tingkat penyebaran sudah mulai sangat terkendali. Sehingga kami minta untuk dibuka, tetapi dengan syarat harus ada SOP,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Agus Iwan Haswanto menyebutkan, salah satu SOP yang berlaku adalah hewan yang diperjualbelikan adalah hewan yang sehat. “Hewan yang berasal dari luar kota harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari dokter hewan yang berwenang.” ucapnya.
Terdapat posko pemeriksaan hewan sebelum hewan diturunkan dari armada angkutan. Petugas gabungan yang bersiaga di posko terdiri atas tim medis, paramedis, personel TNI , Polri dan petugas penyemprot disinfektan.
“Petugas juga akan melakukan penyemprotan disinfektan terhadap pedagang, pemilik hewan dan hewan ternak. Tak hanya itu, kendaraan pengangkut hewan juga harus mau disemprot disinfektan oleh petugas,” terangnya.
Berdasarkan data Dintanpan Rembang per 7 Agustus 2022, terdapat 913 kasus PMK. Jumlah tersebut jauh menurun dibanding dua bulanan lalu yang mencapai kurang lebih 5000 kasus.
“Total kasus selama ini ada 5.909, sembuh 4.921, mati 24 kasus. Sedangkan untuk jumlah ternak yang sudah divaksin berdasarkan berjumlah 6001 dosis,” imbuhnya.
Sebelumnya, pasar hewan Pamotan dan pasar hewan Kragan telah ditutup Pemkab sejak 28 Mei lalu. Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK di Kota Garam yang menjadi sentra sapi Peranakan Ongole (PO). (hms/fid/abd)