Hidupkan Budaya Jawa, Pemkab Gelar Jamasan Benda Pusaka

PROSESI: Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo saat memimpin acara jamasan pusaka di Rumah Dinas Bupati Pemalang, Rabu (10/8). (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Seperti tahun-tahun sebelumnya pada saat momentum tahun baru Islam dan Jawa, Pemerintah Kabupaten Kabupaten Pemalang menggelar acara jamasan atau perawatan benda-benda pusaka. Tujuannya untuk menjaga keaslian benda pusaka serta menghidupkan dan mengenalkan budaya Jawa kepada masyarakat terutama anak muda.

Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo saat memimpin acara jamasan pusaka di Garasi Rumah Dinas Bupati Pemalang mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menghormati, menghargai, melestarikan dan meningkatkan pemahaman kepada masyarakat luas. Di antaranya mengenai arti pentingnya nilai-nilai luhur sejarah serta budaya bangsa sekaligus relevansinya bagi kehidupan masa kini.

“Nilai-nilai budaya tersebut di antaranya kebersamaan, ketelitian, gotong royong dan religius. Melalui kegiatan jamasan ini diharapkan benda-benda pusaka atau peninggalan bersejarah yang dimiliki oleh Kabupaten Pemalang bisa terawat, sehingga masih bisa diwariskan untuk generasi selanjutnya,” ucapnya, Rabu (10/8).

Adapun beberapa benda pusaka yang dilakukan penjamasan yaitu dua kereta kencana, yakni Seto Mraman yang biasa ditunggangi bupati serta Turangga Jati untuk wakil bupati. Ada juga 10 benda pusaka lainnya berupa pedang dan tombak pusaka asli Pemalang.

Bupati mengatakan, prosesi jamasan kereta kencana dan benda pusaka mengandung nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan sehari-hari berupa nilai kebersamaan, ketelitian, dan gotong-royong. Dimana sebelumya masyarakat juga telah mengadakan upacara sedekah bumi, pengajian, baritan atau sedekah laut dalam rangka menyambut tahun baru Islam dan Jawa.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemalang Abdul Rachman menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan budaya melalui perlindungan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan. Selain itu, juga untuk memelihara serta melestarikan budaya Jawa melalui perawatan benda pusaka.

Di sisi lain, lanjutnya, ada beberapa benda pusaka Kabupaten Pemalang yang masih berada di luar daerah. Sehingga dengan upacara jamasan ini, Disdikbud akan melacak dan mencoba mengembalikan benda pusaka yang merupakan warisan kebudayaan Pemalang ke tempat aslinya.

“Kita masih akan terus mencari beberapa benda pusaka asli Pemalang yang saat ini berada di luar daerah. Maka perlu dukungan semua pihak agar benda pusaka tersebut dapat kembali ke daerah untuk menjadi warisan budaya milik kita,” ujarnya.

Rangkaian jamasan tersebut dilakukan sejak Selasa (9/8), dengan acara geber wayang dan boyong kereta dari tempat penyimpanan kereta, sampai rumah dinas bupati. Kemudian pada Rabu (10/8), prosesi jamasan dua kereta kencana yang dilakukan langsung oleh Bupati Pemalang. (fan/gih)