REMBANG, Joglo Jateng – Ratusan pemuda Desa Pelemsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang terlibat tawuran, Rabu (10/8). Warga saling melempar nasi satu sama lain dengan sekuat tenaga. Hal itu dilakukan sebagai wujud syukur sekaligus tolak bala dari warga desa setempat yang digelar setiap tahunnya.
Nasi yang digunakan untuk tawuran berasal dari warga dan dikumpulkan di punden. Nasi dikumpulkan bersama 2 gunungan hasil bumi berupa buah-buahan dan sayuran di dekat punden yang menjadi pusat kegiatan.
Sebelum dimulainya tawur nasi, warga dihibur tarian tradisional khas Rembang, yaitu tari orek-orek dilanjutkan doa bersama. Seluruh warga terlihat bersemangat untuk melakukan tradisi tawur nasi dan tak merasakan kesakitan. Mereka justru menampakkan tawa dan langsung bereaksi membalas mereka yang telah melemparinya.
Tawuran nasi berlangsung kurang-lebih 15 menit. Usai tawuran, warga saling bersalaman dan berpelukan menandakan adanya kerukunan.
Salah seorang pemuda setempat, Edi Rimba mengaku senang selama tawuran nasi karena bisa melempar rekan-rekannya dengan nasi. Dirinya secara rutin mengikuti tradisi tawur nasi sejak kecil.
“Senang mas, karena memang sudah adatnya dari zaman dulu. Apalagi kalau terkena wajahnya, itu menyenangkan sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pelemsari, Maswit mengatakan, tradisi tawuran nasi yang dilaksanakan bertepatan dengan sedekah bumi secara rutin sejak puluhan tahun silam. Tujuannya tradisi tersebut adalah untuk menolak bala penyakit dan sebagai wujud syukur kepada alam dan tuhan, atas panen yang diperoleh warga desa.
“Harapannya agar warga juga bisa mendapatkan hasil panen yang melimpah ke depannya. Termasuk hidup rukun dan sejahtera,” terangnya. (hms/fid)