Oleh: Purwanto, S.Pd.
Guru SD 1 Kaliwungu, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
PENDIDIKAN dirancang agar manusia siap menghadapi masa depan yang kian kompetitif. Pada era globalisasi, keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia semakin meningkat. Hal itu sejalan dengan semakin sempitnya batas-batas suatu negara. Peningkatan ini terjalin melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain hampir dalam segala bidang. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang dapat melakukan perubahan dan percepatan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan pengembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran. Dalam implementasi Kurikulum 2013, terdapat dua faktor utama yang menghambat implementasinya yaitu yang berasal dari pemerintah maupun internal sekolah.
Aktivitas membaca memberikan banyak manfaat. Oleh sebab itu, membaca menjadi aspek penting bagi manusia, khususnya dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Sebagian pemerolehan ilmu dilakukan peserta didik melalui aktivitas membaca (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 369). Pada semua jenjang pendidikan, membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai peserta didik terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD), bahkan sekarang ini sudah hampir seluruh SD menjadikan kemampuan membaca sebagai persyaratan seorang peserta didik untuk dapat diterima di sekolah, karena memang aspek membaca ini sangat penting dan akan sangat mempengaruhi aspek belajar lainnya.
Pada zaman yang serba cepat saat ini menjadikan setiap orang dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Begitu pula dalam mendapatkan informasi. Seseorang membutuhkan metode khusus dalam membaca guna mendapatkan informasi yang lebih banyak dengan waktu yang sudah semakin sempit untuk membaca. Metode membaca yang cocok dalam keadaan tersebut ialah metode speed reading atau membaca cepat.
Selain itu, pengajaran pendidik yang monoton yakni hanya dengan metode ceramah membuat kebanyakan peserta didik merasa bosan dan jenuh, khususnya dalam pembelajaran membaca. Perhatian serta konsentrasi peserta didik dalam belajar yang mudah hilang juga perlu menjadi pertimbangan untuk memilih metode yang tepat. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh metode speed reading terhadap kemampuan membaca teks.
Metode speed reading atau membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan pemahaman isi bacaan. Kecepatan membaca yang seseorang harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan yang telah dibaca. Ketika kita membaca cepat suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin, namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin, kemudian mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang dalam otak kita. Kemampuan membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan, yang ada relevansinya dengan pembaca tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak diperlukan.
Membaca cepat adalah keterampilan membaca sekilas dengan mengondisikan otak bekerja lebih cepat, sehingga konsentrasi akan lebih membaik secara otomatis. Pentingnya mengetahui dan menerapkan strategi membaca dengan baik akan membuat kita semakin cepat membaca dan mengerti apa yang dibaca. Sesungguhnya, tidak setiap kata yang tercetak dalam buku itu harus dibaca, dan tidak semua detail buku harus dipelajari. Sumber bacaan yang dipilih dan strategi membaca yang digunakan akan menentukan sejauh mana kita bisa dengan cepat memahami hal tersebut. Speed reading adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca. (*)