Oleh: Mei Setio Budianto, S.Pd.SD
Guru SD N 03 Asemdoyong, Kec. Taman, Kab. Pemalang
SEKOLAH Dasar (SD) adalah satuan lembaga pendidikan yang bertujuan memberikan pengetahuan dasar sebagai landasan untuk menuju pendidikan yang lebih tinggi. Mata pelajaran Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal Jawa Tengah berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 423.5/27/2010 wajib diajarkan untuk semua jenjang pendidikan formal negeri dan swasta di Provinsi Jawa Tengah. Mata pelajaran Bahasa Jawa mengacu pada dua kompetensi, yaitu kompetensi berbahasa dan kompetensi bersastra. Masing-masing kompetensi tersebut terdiri dari empat kompetensi yakni membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat kompetensi ini tidak berdiri sendiri namun terkait satu sama lain menyatu dalam satu ikatan kompetensi berbahasa.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas 6 SD Negeri 03 Asemdoyong, kompetensi menulis Aksara Jawa sering diabaikan. Nilai rata-rata ulangan kompetensi Bahasa Jawa hanya mencapai 56, siswa yang mencapai tuntas hanya 18 siswa (45%) dari jumlah 40 siswa. Nilai tertinggi 70 dan terendah 40, padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 70. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya guru dalam memahami pembelajaran menulis Jawa, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar menulis jawa dengan sungguh-sungguh. Selain itu, suasana budaya Jawa yang semakin tersisih, huruf Jawa tak lagi difungsikan sebagai alat komunikasi.
Untuk itu, perlu adanya perbaikan proses atau kegiatan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan sekaligus mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif. Depdiknas (2003:5) menerangkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama, dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model kooperatif yang dimaksud adalah model pembelajaran Fan-N-Pick. Model pembelajaran Fan-N-Pick merupakan suatu model pembelajaran kooperatif di mana proses pembelajarannya melibatkan interaksi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu, berbagai informasi, dan memecahkan permasalahan dalam belajarnya. Sehingga pembelajarannya tidak lagi berpusat pada guru, melainkan pada siswa. Model pembelajaran Fan-N-Pick mempunyai fungsi membentuk kelompok, keterampilan dalam membangun pemahaman siswa, serta kemampuan berpikir.
Langkah-langkah model pembelajaran Bahasa Jawa materi menulis Jawa menggunakan metode Fan-N-Pick adalah sebagai berikut: 1) siswa pertama memegang kartu pertanyaan yang dibentuk seperti kipas, pertanyaannya berupa perintah untuk menulis kosakata dalam bentuk tulisan Jawa; 2) siswa kedua memilih kartu dan membacakan pertanyaan dengan keras, kemudian menyediakan waktu 1 menit untuk berpikir kepada orang ketiga; 3) siswa ketiga menjawab pertanyaan berupa tulisan Jawa; 4) siswa keempat merespons jawaban; dan 5) siswa bergiliran searah jarum jam untuk memulai babak baru.
Keunggulan model pembelajaran Fan-N-Pick adalah dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok kooperatif yang lain, sering ada anggota yang selalu dominan dan banyak bicara, sebaliknya ada juga anggota yang pasif kurang aktif dalam kegiatan kelompok. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai, karena anggota yang pasif akan selalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan.
Model pembelajaran ini memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta. Keunggulan lain dari model pembelajaran ini adalah dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa harus menjawab pertanyaan. Hal ini tentu mendorong siswa untuk belajar agar mampu menjawab pertanyaan ataupun mengemukakan ide. Sehingga berimplikasi terhadap peningkatan hasil belajarnya yang semakin meningkat. (*)