Oleh: Ika Rachmawati, S.Pd.SD
Guru SDN Bintoro 07, Kec. Demak, Kab. Demak
MEMBACA merupakan langkah awal dalam memperoleh pengetahuan baru. Dengan membaca, kita akan mendapatkan lebih banyak informasi dan wawasan yang luas. Oleh karena itu, membaca menjadi kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut Tarigan (1985), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk menerima pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam belajar, khususnya dalam membaca. Belajar membaca dan pengenalan huruf bisa diajarkan sejak usia dini. Terkadang ada anak yang berusia 4-6 tahun sudah bisa membaca lancar. Maka diharapkan anak-anak yang belajar di TK B sudah bisa membaca dengan baik. Hal ini dikarenakan mereka akan memasuki tahapan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu masuk sebagai siswa kelas 1 SD.
Dalam kurikulum merdeka, siswa diharapkan sudah bisa membaca lancar ketika berada di kelas 1. Bagi siswa kelas 1 SD yang belum bisa membaca, ini merupakan tugas guru beserta orang tua. Diperlukan adanya kerja sama antara orang tua dan guru untuk membimbing siswa agar bisa membaca lancar. Orang tua wajib mendampingi anak belajar membaca secara mandiri dengan rutin mengulang bacaan di rumah.
Ada berbagai cara belajar membaca yang asyik dan menyenangkan yang bisa diterapkan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode membaca suku kata. Membaca suku kata merupakan metode yang dilakukan dengan membaca suku kata, bukan membaca satu persatu hurufnya. Metode ini dinilai lebih efektif dan cepat daripada metode mengeja huruf.
Metode suku kata menurut Depdikbud (1992: 12) adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Agar bisa menggunakan metode membaca suku kata, maka diharuskan siswa sudah mengetahui huruf A-Z.
Langkah-langkah belajar membaca dengan metode suku kata adalah: 1) Pengenalan suku-suku kata. Hal ini bisa dimulai dengan mengenalkan berbagai suku kata, misalnya ba-bi-bu-be-bo, ca-ci-cu-ce-co, da-di-du-de-do, dan seterusnya; 2) Merangkai suku kata menjadi kata. Suku-suku kata tersebut bisa dirangkai menjadi kata yang bermakna. Kata bermakna yang bisa dipakai misalnya baca, baju, bola, cuci, dasi, dan lain-lain; 3) Merangkai kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Kegiatan selanjutnya yaitu merangkai kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh kalimat sederhana yaitu cuci muka, saku baju, bola biru, dan sebagainya.
Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat Makmur Karim (1984) yang mengatakan keuntungan dari metode suku kata, antara lain: 1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan; 2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya; 3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama; 4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata
Sedangkan kelemahan Metode Suku Kata yaitu bagi anak kesulitan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami kesulitan merangkai huruf menjadi suku kata. Dengan demikian, untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya siswa kelas 1 SD memerlukan peran guru dan orang tua yang saling berkesinambungan. Hal ini juga tidak terlepas dari pemilihan metode yang tepat agar belajar membaca menjadi asyik dan cepat diterima oleh siswa. Sehingga siswa kelas 1 sudah bisa membaca lancar dengan baik. (*)