Bangkitkan Daya Serap Materi Bilangan Bulat melalui Model CIRC

Oleh: Endang Susrini, S.Pd
Guru SDN 03 Jrakah, Kec. Taman, Kab. Pemalang

GURU adalah ujung tombak fungsi pelaksanaan pelayanan di bidang pendidikan. Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Oleh karena itu, siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Dalam menanggulangi masalah-masalah tersebut, tentunya harus ada upaya yang dilakukan, salah satunya dengan mengetahui daya serap siswa sebagai tolak ukur dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Menurut Iswahyudi (2009: 16), daya serap siswa adalah kemampuan menyerap suatu konsep atau materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik dengan kesadaran memanfaatkan daya guna dalam menjalankan pemahaman atas pelaksanaan yang sejalan dengan tuntutan perubahan. Adapun fungsi daya serap bagi siswa antara lain dapat meningkatkan wawasan dan pola pikir siswa, tenaga pendorong untuk menguasai pelajaran secara mendalam, prestasi dipengaruhi dengan daya serap yang tinggi, dan meningkatkan minat belajar.

Pedoman kurikulum matematika pada pendidikan dasar antara lain agar siswa memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta sikap menghargai. Kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu atau kritis, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Salah satu peran penting model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Pada kenyataannya, model pembelajaran masih sering terabaikan penggunaannya dengan berbagai alasan. Hal ini menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga berdampak pada rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Begitu juga daya serap pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas 6 di SD Negeri 03 Jrakah, Kec. Taman, Kab. Pemalang Tahun pelajaran 2022/2023 masih rendah.

Rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Hal ini menyebabkan siswa cenderung kurang tertarik, mereka merasa kesulitan dalam memecahkan materi operasi hitung bilangan bulat, dan siswa yang lamban semakin malas mengikuti pembelajaran, sehingga berdampak rendahnya daya serap materi pelajaran. Penulis berupaya membangkitkan daya serap materi operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Model pembelajaran CIRC menurut Slavin (2016) memiliki delapan komponen, antara lain Teams, Placement TestStudent Creative, Team Study, Team Scorer And Team Recognition, Teaching Group, Facts Test, Whole-Class Units. Adapun mekanisme membangkitkan daya serap materi bilangan bulat antara lain: 1) Guru menjelaskan materi operasi bilangan bulat; 2) Pemberian latihan soal; 3) Pelatihan siswa untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal pemecahan masalah; 4) Pembentukan kelompok-kelompok belajar siswa secara heterogen; 5) Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok; 6) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok; 7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya; 8) Ketua kelompok menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah; 9) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya; 10) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah; 11) Guru memberikan kuis

Dengan penerapan model CIRC pada siswa kelas 6 SD Negeri 03 Jrakah, Kec. Taman, Kab. Pemalang tahun pelajaran 2022/2023 tampak adanya peningkatan daya serap siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa, sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. Selain itu dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa, dapat mengembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. (*)