Oleh: Rati Windiarti, S.Pd.I.
Guru SDN 03 Pamutih, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
DEWASA ini, pendidikan dasar menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, pendidikan dasar adalah garda depan dalam pembentukan karakter bangsa melalui siswa aktif dan kreatif dalam setiap pembelajaran. Metode pendidikan yang dilakukan guru juga beraneka ragam. Hal ini digunakan untuk menarik pusat perhatian siswa menjadi siswa yang mampu mengekspresikan kemampuan diri dan bersosial.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak tersebut, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan juga diatur dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 yang mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan Islam sendiri menjembatani dalam penataan karakter individu dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk serta taat kepada Islam. Kemudian menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individu dan masyarakat. (Abdurahman, 2009). Sedangkan peserta didik pada dasarnya adalah seorang manusia atau individu yang aktif dan kreatif dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu dipelajari dengan penuh keefisienan, keefektifan dan keaktifan peserta didik. Apabila peserta didik dalam pembelajaran kurang aktif, maka pembelajaran itu tidak menunjukkan pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, tetapi lebih cenderung menghentikan potensi tersebut.
Dalam pembelajaran PAI dengan Kompetensi Dasar “Memahami Tata Cara Bersuci” dengan menggunakan metode pembelajaran Card Sort. Metode card sort ini dilakukan dengan cara menyortir kartu atau memilah kartu. Pengertian metode card sort sendiri adalah metode pembelajaran yang mengajak peserta didik agar memiliki jiwa yang mandiri sehingga dapat meningkatkan kreativitas peserta didik untuk membuat inovasi dalam pembelajaran. (Ismail, 2006).
Metode ini merupakan metode pembelajaran melalui permainan, sehingga dapat menarik minat siswa hingga membantu perkembangan pola pikir maupun kemampuan dalam mengontrol emosi serta melakukan kegiatan sosial dengan siswa lain dalam kelas. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengajarkan konsep, pertolongan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulangi informasi. Dengan metode card sort, peserta didik dapat mengekspresikan kemampuan dirinya dengan mudah dan memahami kategorisasi dari materi pembelajaran. Guru juga dapat menilai beberapa aspek pada diri peserta didik baik dari segi pengetahuan ataupun keterampilan. Dari aspek pengetahuan, guru dapat menilai seberapa jauh pemahaman peserta didik dalam materi tersebut. sedangkan dari aspek keterampilan, guru dapat melihat dan menilai bagaimana kemampuan peserta didik dalam menghafalkan dan mengurutkan kartu-kartu tersebut di depan kelas.
Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort adalah, pertama guru menyiapkan kartu berisi materi ketentuan wudu, isi kartu terdiri dari kartu induk (rukun wudu, sunah wudu dan batalnya wudu) dan kartu perincian berisi tentang hal-hal yang termasuk rukun wudu, sunah wudu dan batalnya wudu. Kedua, seluruh kartu diacak agar tercampur. Ketiga, bagikan kartu kepada siswa. Keempat, setiap siswa diminta untuk bergerak mencari kartu induknya. Kelima, setelah menemukan kartu induk dan kartu perincian, siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya. Keenam, setelah semua kelompok menempelkan hasilnya, lakukanlah koreksi bersama. Ketujuh, salah satu penanggung jawab kelompok menjelaskan hasil sortir kartunya dan kelompok lain memberikan komentar. Kedelapan, kesimpulan dan tindak lanjut.
Penerapan strategi pembelajaran card sort dengan menggunakan kelompok diskusi mampu membuat pemahaman materi dan minat belajar siswa menjadi meningkat. Dengan kegiatan adu cepat menempelkan kartu di depan, selain menambah pemahaman siswa juga menambah semangat belajar siswa yang semula lemah dan bosan dalam kelas. Dengan pendidikan menggunakan metode card sort, diharapkan siswa baik individu sekaligus kelompok aktif dan kooperatif dalam belajar. Sehingga metode belajar dan bermain ini memberi energi kepada kelas yang terlihat monoton dan membosankan. (*)