MELUKIS bukan hanya melatih kesabaran. Justru dari melukis, banyak sekali emosi yang terlibat. Sisilia Hartati, gadis yang hobi melukis ini mengatakan hal demikian. Menurutnya, tergantung pesan yang ingin disampaikan ke dalam karya tersebut.
“Tekadang melukis justru tempat pelampiasan untuk rasa marah, sedih dan kecewa. Terkadang pula kegiatan melukis justru menawarkan kelegaan, tidak melulu menuntut kesabaran,” ujarnya saat dihubungi Joglo Jogja Senin (5/9).
Sisil, sapaannya, mengaku inspirasinya datang dari banyak hal. Seperti pengalaman hidup, mimpi, berita, bahkan dari musik.
“Inspirasi melukis datang dari banyak hal. Yang paling banyak adalah keresahan terhadap suatu isu di masyarakat, disamping pengalaman hidup, mimpi, berita, atau musik,” bebernya yang sering melukis dengan aliran surealisme.
Gadis kelahiran Sleman, Juli 1999 ini melukis dengan gaya surealisme. Dengan begitu, ia merasa dapat menyampaikan pesan-pesan yang ingin ia utarakan lewat gambar lukisannya.
“Tema tergantung yang dipakai disetiap pameran, tapi biasanya aku mengambil objek utama gambar perempuan. Terinspirasi dari kata-kata dosen yang bilang kalau bikin karya itu lebih baik yang paling dekat dengan hidup kita,” ucapnya.
Ia pun sebagai wanita akhirnya melukis dengan objek perempuan. Sebab ia sendiri pun mengalami keresehan-keresahan hidup, sehingga karya yang dibuatnya terasa lebih jujur dan nyata.
“Lukisan itu bagaikan paket komplit untuk hidup saya. Melukis bisa menjadi terapi untuk meluapkan emosi, menjadi media untuk memperkenalkan diri, jadi tempat untuk bersuara dan menyampaikan pendapat,” jelasnya.
Selama lima tahun ini, berbagai pameran dan workshop ia ikuti. Bahkan, ia juga pernah menjadi pembimbing dan tim seleksi FLS2N.
“Di tahun 2018 ikut pameran, lomba dan pertunjukan galery, 2019 ikut pameran, workshop melukis, 2020 pernah mengikuti pameran virtual mental illness, 2021 pameran virtual UOB painting of the year, pameran intenasional Sinergy to Defune Glory, sampai pembimbing dan tim seleksi FLS2N. Di tahun 2022 ini mengikuti pameran PIN tulang rusuk,” jabarnya. (ers/bid)