Oleh: Eko Wiyono, S.Pd.SD
Guru SD N Pilangsari 2, Kec. Gesi, Kab. Sragen
NILAI-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila merupakan pedoman berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Dengan mengamalkan sila-sila Pancasila, rakyat Indonesia diharapkan dapat hidup rukun, damai, dan sejahtera. Namun, tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan terdapat problematika di kalangan generasi muda yang bersikap amoral seperti tawuran pelajar, bullying, kasus pemalakan, pelecehan seksual, dan perbuatan asusila lainnya. Hal ini menandakan masyarakat Indonesia sedang mengalami gejala degradasi moral. Padahal generasi muda mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu bangsa, karena di pundaknyalah nasib bangsa ke depannya digantungkan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis sebagai guru kelas VI SD Negeri Pilangsari 2, Kec. Gesi, Kab. Sragen dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menerapkan MP3 (Metode Pembelajaran Problem Posing), dengan harapan siswa memiliki pandangan hidup, karakter, dan nilai-nilai luhur bangsa yang terdapat dalam Pancasila serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hobri (2009: 89) menyatakan bahwa MP3 merupakan salah satu kriteria penggunaan pola pikir atau kriteria berpikir dan sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa dengan senang hati dan penuh antusias bertanya sewaktu proses pembelajaran, sehingga komunikasi antara guru dan siswa akan terjalin dengan baik. Guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikannya.
MP3 merupakan aktivitas yang meliputi merumuskan soal-soal dari hal-hal yang diketahui dan menciptakan soal-soal baru, dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari masalah-masalah yang diketahui tersebut, serta menentukan penyelesaiannya (Silver dalam Irwan: 2011).
Menurut Shoimin Aris (2013), dalam MP3, siswa tidak hanya diminta untuk membuat soal atau mengajukan suatu pertanyaan, tetapi mencari penyelesaiannya. Siswa akan terbiasa berlatih menyusun atau membuat soal sendiri dan menyelesaikannya berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru.
Dengan MP3, interaksi siswa meningkat dan terjadi sharing idea antar siswa dan guru, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih baik dan pembelajaran lebih bermakna. Siswa mendapatkan pemahaman materi yang mendalam dan lebih baik, terangsang untuk memunculkan ide yang kreatif, serta mampu mendorong berpikir dari berbagai sudut pandang dan fleksibel.
Pembelajaran dengan MP3 melalui tahapan sebagai berikut: 1). Persiapan. Guru menyampaikan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai siswa dan membentuk kelompok belajar yang heterogen, tiap kelompok terdiri 4-5 siswa. Kemudian menyampaikan materi Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dengan alat peraga untuk dirangkum dan memberi contoh menyelesaikan soal serta memberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum jelas; 2). Pelaksanaan. Guru meminta setiap siswa untuk membuat 2 soal yang menantang dari materi pelajaran, kemudian berdiskusi mencari penyelesaian soal yang dibuatnya dalam 1 kelompok. Setiap kelompok menuliskan 1-2 soal yang tidak bisa diselesaikan dan ditukarkan kelompok lain yang diatur oleh guru. Setiap kelompok berdiskusi mencari penyelesaiannya. Guru secara acak menunjuk kelompok bergiliran untuk mempresentasikan hasil diskusi dan menyampaikan soal yang tidak bisa diselesaikannya kemudian kelompok lain mengkritisi serta menyelesaikan soal-soal tersebut; 3). Evaluasi dan Tindak Lanjut. Guru berperan sebagai moderator serta mengadakan penilaian baik secara individu maupun kelompok. Kemudian membuat kesimpulan dan memberi PR secara individu sebagai penguatan.
Berdasarkan pengalaman di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan MP3 siswa dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Terbukti, setelah diadakan penilaian pada materi tersebut, siswa kelas VI SD Negeri Pilangari 2, Kec. Gesi, Kab. Sragen tahun pelajaran 2021/2022 semua mengikutinya dengan nilai di atas KKM 75. Siswa dapat memiliki jiwa bersatu, religius, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, dan menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (*)