Oleh: Sunarsih, S.Pd.SD.
Guru SDN Sedo 2, Kec. Demak, Kab. Demak
SETIAP makhluk hidup tentunya bernapas untuk proses kehidupannya. Namun, cara bernapas setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda. Tidak berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan pun melakukan respirasi untuk keberlangsungan hidup. Respirasi sama artinya dengan bernapas. Pada tumbuhan, respirasi adalah proses penyerapan molekul oksigen yang terdapat di udara bebas untuk menghasilkan air, karbondioksida, dan energi yang sangat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Pembelajaran yang pernah dialami penulis di SD Negeri Sedo 2, Kecamatan Demak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya materi pernapasan pada tumbuhan, siswa kurang memahami peristiwa respirasi tumbuhan membutuhkan Oksigen (O2). Sehingga penguasaan materi yang diterima masih kurang maksimal. Akibatnya mempengaruhi juga pada hasil belajar siswa.
Untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang peristiwa respirasi tumbuhan dibutuhkan Oksigen (O2), penulis mengulang kembali penjelasan materi pembelajaran pernapasan pada tumbuhan, dan mengajak siswa membuat respirometer sederhana yang terbuat dari botol bekas air mineral, sedotan plastik minuman, dan plastisin sebagai alat percobaan. Caranya sedotan plastik kita masukkan sebagian ke lubang botol bekas minuman. Pada sedotan bagian atas kita bentuk runcing (untuk mempermudah memasukkan cairan berwarna). Sedangkan plastisin digunakan untuk menyumbat lubang botol agar tertutup rapat. Setelah alat tersebut jadi, penulis menjelaskan kepada siswa tata cara penggunaan alat tersebut. Respirometer berguna dalam percobaan untuk membuktikan bahwa tumbuhan juga bernapas.
Respirometer sederhana kemudian digunakan untuk percobaan menguji salah satu contoh tumbuhan dalam respirasi. Tujuan dari percobaan tersebut adalah untuk mengetahui bahwa pada respirasi tumbuhan dibutuhkan Oksigen (O2). Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan tersebut yaitu: respirometer, kecambah, larutan pewarna, KOH kristal/NaOH (kapur sirih), pipet, dan kapas. Sedangkan cara kerjanya adalah sebagai berikut: Siapkan dua botol respirometer, kemudian bungkus KOH kristal dengan kapas sampai rapat (dua bungkus), masukkan ke dalam masing-masing botol respirometer. Fungsi dari KOH kristal adalah sebagai pengikat CO2 (karbondioksida) agar tekanan dalam respirometer menurun. Selanjutnya masukkan kecambah yang masih segar ke dalam satu botol respirometer (kurang lebih sepertiga dari bawah botol), sedang botol respirometer yang satunya tidak di isi dengan kecambah, karena berfungsi sebagai indikator. Masukkan sedotan plastik (sebagian) ke dalam dua botol respirometer. Tutup masing-masing lubang botol dengan plastisin hingga rapat. Pastikan posisi sedotan berada di tengah.Taruh dua botol tersebut di atas meja secara mendatar (agar mudah diamati). Kemudian teteskan cairan berwarna menggunakan pipet pada masing-masing sedotan. Beri tanda dengan spidol pada sedotan bertepatan dengan cairan berwarna. Fungsi dari cairan berwarna sebagai penghambat atau penyumbat. Amati apakah terjadi gerakan air berwarna menuju ke arah botol?
Pengamatan kecepatan gerakan air berwarna pada sedotan plastik dicatat ke dalam tabel dari menit ke menit. Berapa cm gerakan tetes air berwarna tersebut? Dari hasil percobaan yang kami lakukan, dari botol respirometer yang berisi kecambah pergerakan air berwarna pada sedotan plastik dari menit pertama menunjukkan 0,5 cm, hingga menit ke sepuluh gerakan air terukur 0,8 cm, menuju ke arah dalam botol. Sedangkan pada botol respirometer yang tidak ada kecambahnya air berwarna tidak bergerak. Hal ini membuktikan bahwa kecambah di dalam botol respirometer melakukan proses respirasi yang membutuhkan O2 (Oksigen). Jadi dapat disimpulkan dari percobaan tersebut bahwa respirasi atau pernapasan tumbuhan membutuhkan Oksigen (O2).
Dengan menggunakan respirometer sederhana sebagai alat percobaan pada respirasi tumbuhan, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Semangat belajar siswa semakin meningkat, antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar sangat memuaskan.
Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik, sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2008). (*)