Tingkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak dengan Metode Multisensori

Oleh: Titis Prihatiningsih, S.Pd.SD.
Guru SDN 2 Wanakarsa, Kec. Wanadadi, Kab. Banjarnegara

PENDIDIKAN merupakan bagian terpenting dari pembangunan negara untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak pada generasi penerus dalam rangka membangun negara. Pendidikan tersedia kapan saja, di mana saja, dan salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah belajar. Di Indonesia, belajar merupakan hak dan kewajiban bagi semua anak, namun di semua kelas reguler di sekolah dasar saat ini, kehadiran anak berkesulitan belajar hampir selalu terlihat. Ketidakmampuan belajar dapat terjadi pada siswa dari semua perkembangan, termasuk siswa terbelakang dan sangat berkembang.

Anak Berkesulitan Belajar merupakan istilah yang merujuk pada kondisi kelainan yang ditandai dengan ketidaksesuaian antara kemampuan dan prestasi, yang dimanifestasikan dalam membaca, menulis, berpikir, dan berhitung. Membaca adalah penerimaan bahasa yang melibatkan pengenalan, penafsiran, dan daya pemahaman adalah sebuah bacaan. Tujuan dari membaca ialah untuk memperoleh informasi dari teks bacaan tersebut.

Banyak faktor yang terlibat dalam perkembangan pemahaman siswa. Faktor tersebut yaitu strategi dalam mengajar. Jika guru memberikan strategi membaca yang sesuai, maka siswa akan mudah memahami pelajaran. Selain itu, faktor dalam diri siswa juga menjadi penghambat perkembangan pemahaman dalam membaca, di antaranya yaitu kurangnya motivasi. Indikator siswa yang mengalami kesulitan membaca dapat dilihat dari lancar membaca, kesulitan mengeja, salah mengenal kata, penghilangan, pembalikan, dan peribahasa.

Anak berkesulitan belajar membaca merupakan disabilitas dengan jumlah paling besar dibanding anak berkesulitan menulis dan anak berkesulitan berhitung. Tingkat kesulitan anak berkesulitan belajar membaca dalam membaca, mengeja, dan berbicara bervariasi antara seorang anak dengan anak lainnya, karena perbedaan bawaan dalam perkembangan otak, serta jenis pengajaran yang mereka terima. Hal tersebut ditegaskan dalam penelitian bahwa 1 dari 10 anak Indonesia menderita kesulitan belajar membaca.

Menurut hasil data tersebut, jumlah anak usia dasar di Indonesia adalah 50 juta. Dengan asumsi 10% penderita kesulitan belajar. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi sekolah dam melaksanakan pembinaan dan pengembangan para guru untuk meningkatkan efektivitas dan kreativitas pembelajaran di dalam kelas.

Anak sulit berkomunikasi dengan teman sebaya dan guru yang lain dikarenakan kurangnya kemampuan bahasa. Faktor lainnya yaitu strategi yang kurang optimal yang diterapkan oleh pengajar, sehingga berakibat anak kurang dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan metode untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode multisensori.

Pada dasarnya, metode multisensori merupakan pengajaran yang dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stimulasi indra seperti penglihatan, pendengaran, gerakan, dan perabaan. Kegiatan yang menggunakan seluruh indra ini dapat membuat anak mengikuti proses belajar dengan baik. Metode multisensori terbagi menjadi 2 yaitu, metode yang dikembangkan oleh Fernald dan Gillingham.

Adapun perbedaan metode ini yaitu pada metode Fernald merupakan tahap lebih tinggi, karena di sini anak belajar kata dan suku kata. Sedangkan dalam metode Gillingham, anak belajar pada teknik meniru huruf satu-persatu secara individu. Metode Gillingham berfokus pada kaitan bunyi dan huruf, metode ini berfungsi untuk melatih anak dalam membaca permulaan. Adapun media Gillingham dalam pembelajaran ini menggunakan kartu huruf.

Penggunaan metode Gillingham dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak berkesulitan belajar bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam membaca yang benar dan lancar. Metode Gillingham ialah metode yang berfokus pada pengajaran bunyi dan huruf. Dalam membaca permulaan ini anak diajarkan huruf vokal dan huruf konsonan. Vokal merupakan bunyi keluar dengan disertai udara tanpa ada halangan. Sedangkan yang dimaksud dengan huruf konsonan ialah bunyi yang dikeluarkan melalui paru-paru dengan adanya hambatan atau halangan.

Dalam memperkenalkan huruf, maka sebaiknya anak belajar huruf vokal terlebih dahulu. Setelah anak dapat membaca huruf vokal, mereka dapat mulai belajar mengenal dan membaca huruf konsonan. Penggunaan metode multisensori pada fase intervensi dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf vokal dan huruf konsonan. (*)