Oleh: Eko Lusiyanto, S.Pd.
Guru SDN 04 Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Pidato juga didefinisikan sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato bertujuan untuk memengaruhi, memberi suatu pemahaman, membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan.
Metode-metode dalam berpidato pidato antara lain metode menghafal, metode naskah, metode impromptu, dan metode ekstemporan. Metode menghafal (memoriter) yaitu metode berpidato dengan cara menghafalkan naskah teks pidato terlebih dahulu. Metode naskah yaitu metode berpidato dengan cara membacakan teks yang telah dibuat sebelumnya, umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. Metode serta merta (impromptu) yaitu merupakan suatu metode pidato yang dilakukan secara langsung atau spontanitas tanpa adanya persiapan terlebih dahulu, umumnya dipakai pada pidato-pidato dadakan/ darurat. Metode ekstemporan yaitu berpidato yang terlebih dahulu menyiapkan secara garis besar konsep pidato yang akan disampaikan pada saat berpidato.
Sebelum melakukan pidato, biasanya orang akan membuat teks pidatonya terlebih dahulu. Secara garis besar, susunan pidato ada tiga bagian utama yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan biasanya berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ungkapan syukur. Bagian pendahuluan ini merupakan pengantar ke topik utama pidato. Bagian isi berisi tentang hal-hal penting yang disampaikan dalam pidato yang disusun secara sistematis dan biasanya disertai alasan yang logis untuk meyakinkan pendengar. Bagian penutup berisi kesimpulan dari hal yang disampaikan, permintaan maaf jika terjadi kesalahan saat menyampaikan suatu hal, dan salam penutup.
Untuk meningkatkan keterampilan berpidato bagi siswa kelas VI SD, guru bisa menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Roestiyah, N (2008: 80) menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar di mana guru atau narasumber menunjukkan atau memperagakan suatu proses kepada peserta didik atau siswa. Tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik (Nana Sudjana, 2004: 217).
Menurut Yamin (2009: 153-154), langkah-langkah dalam menggunakan metode demonstrasi terdiri dari tiga langkah yaitu: a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan dan melakukan uji coba demonstrasi; b) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa; c) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki, menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya metode demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
Untuk mendemonstrasikan cara-cara berpidato, guru bisa memperagakan berpidato yang baik antara lain: berdiri dengan posisi yang tegap dan melihat ke arah pendengarnya; menyampaikan pidato dengan bahasa yang santun, jelas, dan mudah dipahami; memberikan sapaan/penghormatan kepada orang-orang penting yang hadir; menyampaikan pidato dengan tempo yang tepat (tidak terlalu cepat/lambat); ketika menyampaikan pidato tidak boleh menyinggung perasaan orang lain.
Selain itu, perlu juga dilatih dengan teknik berpidato yang baik antara lain: pengambilan nafas yang tepat; mengambil posisi berdiri yang nyaman; menggunakan intonasi, volume, dan artikulasi yang jelas; menyiapkan dengan baik materi pidato yang akan disampaikan; dan menyiapkan catatan kecil sebagai pengingat materi yang akan disampaikan. Jika hal-hal tersebut sudah dilakukan, siswa diberikan kesempatan untuk berlatih berpidato di depan kelas agar dapat meningkatkan keterampilan siswa Kelas VI dalam berpidato. (*)