Oleh: Titi Nursriatun, S.Pd., M.A.
Kepala SDN 04 Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang
KEMAMPUAN guru atau kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran menjadi tolak ukur seorang guru dalam melaksanakan tugasnya (Dewantara, 2011). Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kemampuan guru, dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, antara lain melalui penerapan supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan bagian dari fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Fenomena yang terjadi di sekolah-sekolah, termasuk SDN 04 Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang yang berkaitan dengan aktivitas guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut: 1) Sebagian besar guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas; 2) Minat dan motivasi guru dalam inovasi yang masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap guru yang cenderung apatis dengan adanya berbagai pembaharuan, dan merasa nyaman dengan kondisi rutinitas; 3) Dalam melaksanakan pembelajaran, guru jarang menggunakan media, sehingga pembelajaran cenderung membawa siswa hanya untuk membayangkan apa yang dipelajari (pembelajaran kurang nyata/riil); 4) Guru sering tidak mengerjakan administrasi akademik (RPP dibuat dengan menyalin milik orang lain, administrasi penilaian dan jurnal pembelajaran belum terdokumentasi dengan baik).
Berdasarkan fakta yang diperoleh, maka permasalahan tersebut disebabkan salah satunya adalah kepengawasan (supervisi) terhadap kinerja guru dari atasan yang masih kurang, karena masih terbatas pada kepentingan Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang belum tersedia secara merata di semua kelas. Hambatan-hambatan tersebut perlu segera diatasi dengan penerapan supervisi akademik, sebagaimana yang kami laksanakan di SDN 04 Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang. Karena jika tidak segara diatasi, akan berpengaruh pada kinerja guru dan dampak selanjutnya dapat berpengaruh pada mutu lulusan/siswa sebagai muara dari kegiatan pendidikan.
Langkah-langkah supervisi akademik, yang di tempuh di Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang adalah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama; 2) Tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung; 3) Tahap pelaporan, meliputi mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama, kemudian membaut catatan hasil supervisi sebagai dokumen untuk pelaporan; 4) Tahap tindak lanjut, meliputi diskusi dan membuat solusi bersama, menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada kepala sekolah dengan guru
Dengan penerapan supervisi akademik yang terprogram, terarah, dan terdokumentasi yang disertai tindak lanjut, maka membawa hasil yang signifikan, karena adanya peningkatan pada tiap aspek yang menjadi titik kelemahan guru pada saat pelaksanaan supervisi. Hal ini terlihat pada ketertiban guru pada saat mengajar, yang awalnya sering terlambat masuk kelas tetapi setelah pelaksanaan supervisi guru mampu untuk tertib waktu masuk kelas, dan kesadaran guru akan pentingnya administrasi akademik seperti penyusunan rencana pembelajaran (RPP), penyusunan dokumen penilaian, remidi dan pengayaan, penyusunan kisi-kisi soal ulangan harian, dan catatan harian perilaku siswa sudah mengalami peningkatan dan dibanding sebelumnya..
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Akhmad Sudrajat, yang menjelaskan bahwa supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru. Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah, karena supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru (Akhmad Sudrajat, 1981: 9).
Dari hasil paparan di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa, penerapan kegiatan supervisi akademik di SDN 04 Beji, Kec. Taman, Kab. Pemalang mampu meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran yang akan berdampak pada mutu lulusan dan mutu sekolah secara keseluruhan. (*)