KELAPA dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki seribu manfaat. Mulai dari batangnya yang bisa digunakan untuk bahan bangunan, daunnya yang bisa digunakan untuk atap ataupun ketupat, serta buahnya yang juga dipercaya memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh.
Hal ini pula yang dipercaya oleh Sulastri (65), warga Manggiran, Trimurti, Srandakan, Bantul untuk menghidupi kehidupan sehari-hari. Sudah dari tahun 1980, ia memanfaatkan buah kelapa untuk diolah menjadi minyak kelapa dan kethak (Red: makanan dari ampas pengolahan minyak kelapa). Dalam menjalankan usahanya, Sulastri mampu mengolah 530 butir kelapa setiap harinya.
“Setiap harinya menghabiskan 530 butir kelapa. Dari itu dapat menghasilkan 47 liter minyak,” ujarnya saat ditemui di tempat usahanya, belum lama ini.
Sulastri dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan bahwa kelapa ini banyak manfaatnya. Selain diolah menjadi minyak kelapa dan kethak, batok (Red: tempurung kelapa) juga dapat digunakan untuk bermacam keperluan. “Batok kelapanya dapat digunakan sebagai kerajinan. Seperti egrang batok, juga untuk arang,” jelasnya.
Adapun proses pembuatan minyak kelapa, Sulastri mengatakan, diawali dengan pengambilan daging kelapa, kemudian diparut. Setelah itu, parutan tadi diperas dan direbus untuk memisahkan minyak kelapa dari ampasnya.
“Nantinya akan ada tiga bagian hasil rebusan. Dari air, kemudian blendo, dan minyak,” katanya.
Ia menambahkan, air hasil rebusan tersebut kemudian dibuang. Sedangkan blendo akan digunakan dan diolah untuk membuat kethak, dengan proses dimasak kembali. Biasanya, Sulastri menjual kethak olahannya dengan harga Rp 10.000 per mika.
“Kalau minyaknya setelah dipanasi dan didinginkan kita kirim ke Purworejo untuk penjernihan dan pengemasan. Kemudian dikirim kembali di sini dalam bentuk kemasan dengan minyak yang lebih jernih,” bebernya. (ers/mg2)