Esensi Pembelajaran SD Menyenangkan dengan Kartu Bergambar

Oleh: Tri Nurwini, S.Pd.
Guru SDN 04 Bojongnangka, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang

KEMAMPUAN membaca siswa yang masih rendah teridentifikasi dari kualitas membaca mereka yang masih terbata-bata dan rendahnya minat baca. Berdasarkan dari permasalahan ini, perlu adanya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang lebih memuat esensi bermain misalnya dengan menggunakan media kartu bergambar.

Media kartu bergambar dapat memberikan suatu keadaan dalam proses belajar yang santai dan informal, bebas dari suatu genting dan kecemasan, anak-anak dapat terlibat aktif dengan melihat beberapa kata berkali-kali, namun tidak dalam cara yang membosankan. Media kartu kata bergambar dalam hal ini merupakan pengembangan dari media kartu kata dan kartu bergambar.

Pemkab Demak

Media kartu kata adalah kartu yang berisi kata-kata yang akrab dengan kehidupan anak, sehingga membantu meningkatkan responsnya terhadap apa yang kita bacakan, dan pada akhirnya terhadap kegiatan membaca itu sendiri (Adhim, 2009: 71). Media gambar adalah media visual yang digunakan untuk tujuan pembelajaran tertentu. Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga dapat membantu anak untuk mengingat kegiatan pembelajaran diawali dengan pengondisian siswa.

Pengondisian siswa dapat dilakukan dengan melakukan apersepsi seperti mengajak siswa bernyanyi, bercerita, bertanya-jawab dan sebagainya. Setelah pengondisian, guru menyampaikan tentang tema yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya, kegiatan inti. Pada kegiatan inti, hal pertama yang dilakukan guru adalah menunjukkan sebuah kartu kata bergambar pada siswa. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kartu kata bergambar yang ditunjukkan guru. Berikutnya, siswa membaca tulisan kata “mata” yang terdapat pada kartu tersebut secara klasikal dengan bimbingan guru. Proses membaca diawali dengan membaca huruf per huruf, suku kata per suku kata, kemudian membaca kata tersebut. Lalu, guru bertanya pada siswa tentang hal yang berkaitan dengan benda yang terdapat pada kartu kata bergambar tersebut. Selanjutnya, siswa diminta menempel kartu, membaca kata yang terdapat pada kartu kata bergambar. Setelah itu, kartu kata bergambar dilepas dan ditumpuk.

Selanjutnya, siswa menyanyikan sebuah lagu untuk mengawali permainan. Siswa menyanyikan lagu sambil mengestafetkan tumpukan kartu kata bergambar. Siswa berhenti bernyanyi ketika guru mengatakan “Stop”. Siswa yang terakhir memegang tumpukan kartu saat guru mengatakan “Stop” wajib mengocok kartu dan mengambil salah satu kartu. Siswa tersebut juga wajib membaca kata yang terdapat pada kartu kata bergambar. Begitu seterusnya hingga tumpukan kartu kata bergambar habis.

Berikutnya, kartu kata bergambar ditempel kembali pada papan flanel. Siswa menempel kartu kalimat di samping masing-masing kartu kata bergambar yang sesuai. Guru meminta siswa membaca kalimat-kalimat tersebut. Berikutnya, guru melepaskan kartu kata bergambar dari papan flanel, sedangkan kartu kalimat tetap dibiarkan pada tempatnya. Siswa diminta membaca kalimat-kalimat tersebut. Setelah itu, siswa bersama guru menguraikan kalimat menjadi kata. Siswa menempel kartu-kartu kata di papan flanel. Siswa membaca masing-masing kata. Lalu, kata diuraikan menjadi suku kata, dan suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah siswa diajarkan membaca kata, suku kata, dan huruf, siswa bersama guru menggabungkan kembali huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat sederhana.

Masing-masing kelompok menjodohkan kartu kata dan kartu gambar yang sesuai, kemudian menempelkannya pada kolom yang telah disediakan. Setelah selesai, siswa bersama guru mengoreksi bersama. Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan refleksi dan evaluasi. Kegiatan refleksi dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk membaca kalimat dengan kata-kata yang sudah dipelajari. Sedangkan pada kegiatan evaluasi, guru dapat meminta setiap siswa untuk membaca sebuah kalimat sederhana secara bergiliran.

Penggunaan media kartu kata bergambar harus memperhatikan karakteristik siswa. Artinya, sebelum memberikan untuk pembelajaran membaca permulaan, terlebih dahulu diketahui kemampuan yang dimiliki anak untuk dapat menggunakan kartu kata bergambar dan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Yakni melalui bermain kata, sehingga dapat merangsang anak untuk kreatif dan aktif dengan tujuan untuk mempelajari huruf, suku kata, kata, dan berbagai macam simbol gambar. (*)