SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang mengharapkan Program Kampung Iklim (Proklim) menjadi langkah penghijauan Kota dengan lebih cepat. Program penghijauan tersebut digalakkan di setiap 16 kecamatan menggadeng 177 kelurahan dan difokuskan untuk 10.436 RW yang ada di Semarang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, kegiatan program kampung iklim adalah sebuah aktivitas yang dilakukan masyarakat di level RW untuk menjaga bumi ini. Pihaknya menargetkan proyek ini rampung pada akhir tahun 2022.
“Targetnya nanti di akhir tahun atau minggu ke empat desember itu di semarang sudah terbentuk ada 1000 kelompok Proklim,” ungkapnya, Rabu (14/9).
Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, pihaknya mengadakan kegiatan peringkatan program kampung iklim terbaik. Kegiatan peringkatan ini bertujuan agar bisa mengetahui kampung mana yang sudah mengalami perubahan iklim karena penghijauan serta memotivasi wilayah lain yang belum menggalakan program tersebut.
“Target itu akan kami jangkau dengan adanya kegiatan pemeringkatan selanjutnya,” imbuhnya.
Kali ini peraih peringkat pertama Program Kampung Iklim Kota Semarang diraih oleh warga RW 15 di Tambaklorok Kelurahan Tanjungmas Semarang Utara. Penilaian sudah dilakukan sejak Juli 2022 lalu.
Adapun penilaiannya terkait mitigasi dan adaptasi masyakat terhadap perubahan iklim di lingkungan tersebut. Warga RW 15 Tambaklorok berhasil mengubah taman sepanjang 370 meter menjadi taman yang indah dan memberikan suasana asri di sana.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kontervasi Lingkungan Hidup DLH , Didik Agung Mulyana mengapresiasi atas kesuksesan warga RW 15 Tambaklorok. Pasalnya masyarakat mampu merubah daerah yang kumuh menjadi hijau dan asri.
“Penghijauan itu bisa dirasakan dan sudah bisa dilihat, kemudian masyarakat ikut berpartisipasi dan dampaknya bisa dirasakan warga masyarakat. Sekarang bukan Tambaklorok lagi tapi Tambak Mulyo agar lebih Mulyo,” katanya.
Sementara itu, Ketua RW 15 Tambaklorok, Slamet Riyanto mengaku hal yang mendasari muncul untuk menggalakkan program prokli adalah sempat adanya kunjungan Presiden Joko Widodo, serta kunjungan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di wilayahnya dengan membawa program kebersihan. Setelah adanya kunjungan tersebut, masyarakat mulai bertekad untuk merubah wilayah mereka jadi lebih baik dan tidak di pandang kumuh oleh masyarakat luar.
“Sejak itu kita sepakat kalau wilayah yang kumuh itu dibikin taman kita akan maksimalkan. Selain itu, karena saya asli lahir dari sini, kepingin merubah ini konotasi kampung nelayan kumuh itu,” akunya.
Slamet mengaku, wilayahnya telah ditunjuk untuk maju ke perlombaan Program Kampung Iklim tingkat nasional pada 2023 mendatang. Sehingga saat ini pihaknya berusaha untuk mempertahankan predikat sebagai kampung iklim terbaik di Kota Semarang.
“Maka ini menjadi tanggung jawab baru bagi kita semua. Harapannya karena sudah ada RW yang mulai, maka RW lain bisa ikut memulai melakukan hal yang sama. Jadi Tambaklorok tidak lagi bicara RW tapi bicara masalah Kelurahan Tambaklorok semua warganya sudah peduli tentang kesehatan dan kebersihan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, program peringkatan kali ini diserahkan kepada 5 RW di wilayah Semarang. Hadiah berupa piagam, piala serta uang tunai. Peringkat pertama KSM Bahari RW XV Tanjung Mas Semarang Utara menerima uang tunai Rp 13.750.000. Peringkat kedua KSM Jati Manunggal RW II Jatirejo Gunungpati Rp 11.000.000.
Kemudian peringkat ketiga Bank Sampah Melati Gumregah RW IV Lamper Tengah Semarang Selatan Rp 8.250.000. Peringkat keempat Bank Sampah Lumintu Mijen, Kecamatan Mijen Rp 6.600.000. Terakhir peringkat kelima Bank Sampah Mawar RW V Patemon Gunungpati Rp 6.050.000. (luk/gih)