1.027 Penari Suguhkan Tari Merak Kolosal

MENAWAN: Para penari Tari Merak Kolosal bertema "Merak Sadunya, Gotong Royong Perempuan Merawat Nusantara" tengah menunjukkan kebolehannya di pelataran Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Minggu (18/9). (ANTARA/JOGLO JATENG)

BANDUNG, Joglo Jateng – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menggelar Tari Merak Kolosal bertema “Merak Sadunya, Gotong Royong Perempuan Merawat Nusantara”. Kegiatan itu diikuti oleh 1.027 orang penari, dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Dunia, dan diselenggarakan di pelataran Gedung Sate Bandung, Minggu (18/9).

Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, tema ‘Merak Sadunya’  adalah simbol menjaga kerukunan dan membangun penghargaan terhadap keberagaman saudara sebangsa se-Tanah Air dengan merawat semangat gotong royong. Disparbud bekerja sama dengan Rumpun Indonesia, Pusat Bina Tari Bandung, Sasikirana KoreoLab & Dance Camp dan Jabar Masagi.

“Bukan hanya dilakukan secara luring di Kota Bandung, sejumlah peserta juga mengikuti kegiatan ini secara daring atau online melalui kanal Youtube. Jadi kegiatan ini juga merupakan bagian dari sosialisasi dan promosi bahwa budaya Sunda itu indah,” terangnya disela-sela acara.

Pemerhati Budaya dari Rumpun Indonesia Marintan Sirait menyatakan, kegiatan itu bermaksud untuk mengajak perempuan lintas disiplin, lintas wilayah dengan beragam latar belakang, untuk menari bersama dengan narasi yang menunjukkan semangat persatuan. Dengan upaya pemajuan kebudayaan, dan membangun toleransi.

Ia melanjutkan, Tari Merak merupakan simbol tepat yang merepresentasikan kepedulian perempuan terhadap lingkungan. Termasuk membangun semangat gotong royong bagi perempuan yang masih memiliki keterbatasan bersuara, dan dukungan terhadap gerakan inklusivisme.

“Melalui kerja sama lintas komunitas ini, kami meyakini bahwa pendekatan seni mampu membuka ruang ekspresi juga sekaligus menjadi jembatan untuk berpikir secara kritis mengenai persoalan sosial yang berkembang di tanah air dan dunia,” ujar Marintan Sirait.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkesan dengan adanya tari kolosal tersebut. Terlebih kegiatan itu dihadiri ribuan orang, bukan hanya warga Jabar, tapi juga ada perwakilan dari negara lain yang ikut serta secara daring.

“Hari ini berbahagia kita merayakan tari merak yang sudah dinyatakan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, khususnya Tanah Sunda,” tegasnya.

Pihaknya menitipkan agar para orang tua dan anak-anak bisa merawat warisan budaya yang luar biasa ini. Sehingga dengan raihan sebagai warisan dunia, ini menasbihkan bahwa Jawa Barat adalah provinsi yang juara dalam berbagai hal.

“Saya sangat bangga karena ini luar biasa. Ekonomi Jabar adalah juara, masyarakatnya juara, maka Jabar disebut juara lahir batin,” imbuh Ridwan Kamil. (ara/all)