Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Menggunakan Media Peta Pikiran

Oleh: Djuwarni, S.Pd.SD., M.Si.
Guru SDN Bintoro 2, Kec. Demak, Kab. Demak

BAHASA Indonesia di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar, menengah, sampai jenjang perguruan tinggi. Kompetensi berbahasa sendiri terdiri dari empat aspek berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Berdasarkan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis sering kali menjadi sorotan karena kurangnya motivasi dan penguasaan siswa dalam keterampilan menulis. Effendi (2008: 327) berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Beberapa kesulitan yang dialami siswa saat menulis teks eksplanasi ketika menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan kata baku dan tidak baku, penggunaan kata ulang, penggunaan huruf kapital, penggunaan kata berimbuhan, penggunaan kata ganti, dan masih mengalami kesulitan penggunaan kaidah kebahasaan dalam menulis teks ekplanasi. Siswa masih kesulitan, yaitu pada penggunaan konjungsi kausalitas dan penggunaan konjungsi kronologis yang menggunakan istilah-istilah keilmuan khusus. Pengalaman membaca yang sedikit akan sulit mendapatkan wawasan dalam menulis, sedangkan menulis membutuhkan wawasan dan pengetahuan yang luas.

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa proses yang menerangkan atau menjelaskan bagaimana suatu fenomena alam maupun sosial terjadi. Menurut Wood & Stubbs (2000: 77), struktur teks eksplanasi yakni: Pertama pernyataan umum, menjelaskan topik pembicaraan; Kedua urutan penjelas, memaparkan cara atau alasan sesuatu dapat terjadi; Ketiga kesimpulan, di mana penulis atau pembicara meringkas penjelasannya.

Teks eksplanasi memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas teks tersebut. Menurut Kosasih (2016: 183), kaidah kebahasaan yang menandai teks 7 eksplanasi di antaranya penunjuk keterangan waktu, penunjuk keterangan cara, konjungsi kronologis, dan kata tunjuk. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suherli (2017: 64) bahwa teks eksplanasi menggunakan banyak konjungsi kausalitas maupun kronologis. Konjungsi kausalitas antara lain sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga. Sementara konjungsi kronologis yaitu, seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya. Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun atau menulis teks eksplanasi. Pertama, mengumpulkan kemudian menentukan suatu topik kejadian atau peristiwa menarik yang dikuasai. Kedua, menyusun kerangka eksplanasi berupa pokok pikiran yang sesuai dengan struktur eksplanasi. Teknisnya, setiap bagian struktur dapat diisi oleh kalimat-kalimat utamanya terlebih dahulu tanpa penjelasan mendetail. Ketiga, mengumpulkan berbagai bahan atau data berupa fakta atau pendapat ahli yang didapatkan dengan cara studi literatur (membaca buku sumber) atau observasi (langsung mengamati fakta). Keempat, mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi utuh (melengkapi kalimat utama dari kerangka dengan pengembangannya). Ikuti pola pengembangan paragraf yang sesuai dengan jenis teks eksplanasi (kausalitas atau kronologis?) lengkapi dengan data fakta atau pendapat ahli yang telah dikumpulkan. Kelima, menyunting dan mengoreksi teks yang ditulis untuk memastikan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penulisan. Perhatikan: isi teks, struktur, kaidah kebahasaan.

Peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke otak, dan ejaan hingga tanda baca. Peta pikiran merupakan metode belajar yang menyenangkan bagi siswa di sekolah, karena menggunakan gambar dan warna yang membuat belajar semakin menarik

Kelebihan peta pikiran Pertama lebih mudah melihat gambaran keseluruhan. Kedua membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan. Ketiga memudahkan penambahan informasi baru. Keempat pengkajian ulang dapat dilakukan cepat. Kelima Setiap peta memiliki sifat yang unik.

Melalui media peta pikiran dalam menulis teks eksplanasi, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. Guru dalam mengembangkan pembelajaran secara profesional dan menentukan media pembelajaran yang tepat dapat memberikan manfaat bagi siswanya serta meningkatkan kompetensi kelulusan bagi sekolah. (*)