Wujudkan Sekolah Berbasis Budaya, SDN Kasihan Bantul Ikuti Pawiyatan Aksara Jawa

SAMPAIKAN: Salah satu murid saat sedang menjadi tutor sebaya dalam kegiatan pawiyatan Aksara Jawa di SDN Kasihan Bantul, belum lama ini. (DOKUMENTASI PRIBADI/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kasihan Bantul, terpilih mengikuti kegiatan pawiyatan aksara jawa. Harapannya agar para peserta didik melek aksara jawa serta mewujudkan sekolah ramah anak berbasis budaya.

Kepala SDN Kasihan Bantul Harsiana Wardani mengatakan, bahwa SDN Kasihan merupakan sekolah ramah anak berbasis budaya. Di mana salah satu program unggulannya yakni belajar budaya.

Lanjutnya, sekolahnya mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan pawiyatan aksara jawa, karena kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Hal itu sejalan dengan program sekolah yang ramah anak berbasis budaya.

“Maka kami (SDN Kasihan, Red) berusaha memanfaatkan ilmu yang sudah didapat oleh 20 peserta didik, untuk kemudian dibagikan kepada peserta didik yang lainnya,” terangnya saat diwawancarai, Rabu (28/9).

Ia mengatakan, bahwa dipilihnya metode tutor sebaya ini, bukan tanpa alasan. Yakni agar para peserta didik memiliki pengalaman baru. “Dipilihnya metode tutor sebaya dalam program ini adalah, agar para peserta didik memiliki pengalaman baru secara menyenangkan bersama temannya. Suasana akrab akan semakin terjalin, memberikan kepercayaan, dan tanggungjawab kepada para tutor (peserta pelatihan pawiyatan yang terpilih),” paparnya.

Selain itu, para tutor juga mendapatkan tanggungjawab yakni menjalankan tugasnya untuk menyalurkan ilmu pada temannya. Serta mengembangkan semangat kolaborasi dan kerjasama saat program berlangsung.

Menurutnya, tujuan program tersebut untuk meningkatkan keterampilan peserta didik. Khususnya dalam menulis dan membaca aksara jawa.

“Tujuan dari kegitan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan peserta didik SDN Kasihan dalam menulis dan membaca aksara jawa. Sekaligus meningkatkan kecintaan serta melestarikan budaya berupa aksara jawa,” tuturnya.

Saat ini, program tersebut dilaksanakan seminggu sekali. Adapun siswa yang mengikuti program tersebut adalah kelas IV. “Kegiatan diadakan setiap selasa, seminggu sekali. Saat ini program masih diikuti oleh kelas IV, nantinya akan bertahap ke semua kelas,” katanya.

Ia pun berharap, para peserta didiknya nantinya melek aksara jawa. Sehingga makin bangga dan melestarikan salah satu budaya Jawa tersebut. “Harapan ke depan, peserta didik melek aksara jawa. Makin mencintai, bangga, dan terus melestarikan salah satu budaya yang dimiliki yaitu aksara jawa,” imbuhnya. (ara/all)