Figur  

Ingin Jadi Psikolog lewat PMI

Kiyasah Viddini Syarifah Misri. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

BERCITA-cita ingin menjadi seorang psikolog profesional, membuat Kiyasah Viddini Syarifah Misri (17) siswi kelas 11 SMA N 3 Pemalang banyak berlatih. Salah satu tempat berekspresi dan berlatih yaitu melalui organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Pemalang, yang sering dihadapkan masalah kesehatan di masyarakat.

Gadis asli Kota Nanas Madu ini bercerita, bahwa keinginan besarnya menjadi seorang psikolog karena dirinya ingin memberikan ruang dan waktu kepada semua orang yang mempunyai permasalahan terutama mental. Ia mau menolong orang bukan dengan alat-alat medis, tetapi dari mendengarkan keluh kesah mereka yang membutuhkan ruang untuk meluapkannya.

Baca juga:  Vira Oktaviana: Guru yang Mengajar Coding Anak-Anak dengan Nilai Islami

“Saya pribadi ingin menolong orang dengan mendengarkan cerita mereka, sebab pasti setiap manusia mau dan ingin didengarkan ceritanya. Terutama permasalahan mental yang tidak bisa diucapkan ke orang lain dan saya mau menjadi pendengar kedua setelah diri mereka sendiri,” ucapnya, Minggu (2/10).

Walaupun Kiyasah berada di jurusan IPS di sekolahnya, dirinya mengikuti PMI untuk melatih skillnya. Sebab di sana ia dituntut dapat mensosialisasikan dan mengkomunikasikan seluruh kegiatan PMI yang sering bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Di sini kami bukan hanya belajar tentang obat, penanganan medis, dan darah saja. Tapi banyak kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan kami harus bisa berkomunikasi baik. Jadi bukan hanya anak IPA saja yang bisa tapi IPS juga tidak kalah,” katanya.

Baca juga:  Rizky Oktavian Saputra: Inovator di Dunia Pendidikan dari SD 1 Barongan

Dan untuk lebih mengasah bakatnya, Kiyasah mengikuti pemilihan koordinator Forpis PMI Jawa Tengah. Walaupun tidak mendapatkan juara namun, ia tetap bangga bisa menjadi wakil satu-satunya dari Kabupaten Pemalang untuk mengikuti ajang tersebut.

Sebab, saat duduk di bangku SMP dulu dirinya bukan anak yang aktif bahkan dapat dikatakan pasif tidak mengikuti kegiatan apapun. Dari cita-citanya ini Kiyasa ingin memotivasi banyak orang terutama anak muda untuk lebih bersemangat menghadapi tantangan dan bersama membangun negara tercinta Indonesia. (fan/gih)