Mengembangkan Karakter melalui Konsep Kekeluargaan dalam Berorganisasi

Oleh: Dra. Rr. Ismijarti Dwi Retnaningtyas
Kepala SMK N 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes

SEKOLAH merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari siswa, guru, tenaga kependidikan lainnya yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia melalui pendidikan. Sebagai sebuah komunitas yang melibatkan banyak orang, tentu akan banyak potensi konflik, mulai dari konflik kepentingan, konflik sosial antar sesama siswa, sesama guru, guru dengan siswa dan banyak konflik lainnya. Potensi konflik ini harus dapat dikelola oleh kepala sekolah, sehingga dapat menimbulkan hal positif dalam organisasi. Kepala sekolah harus mampu mengelola sebagai manajer sekolah.

Liputan 6.com merangkum lima konflik pelik di sekolah yang terjadi di Indonesia. Guru SMKN 2 Makassar dihajar wali murid dan siswanya, kamis 11 Agustus 2016. Muh Samhudi guru SMP Raden Rahmad, Sidoarjo dipolisikan karena mencubit muridnya. Bu guru Jamilah guru SD di Kubu Raya, disuruh membuka jilbab dan dipotong rambutnya oleh wali murid, karena menertibkan siswanya yang melanggar aturan. Kasus siswa SMKN Udarawa Blitar yang lapor polisi karena ditampar gurunya. Kasus pemeriksaan kuku yang berlanjut pemukulan oleh guru di Panakukang, Makassar.

Pengembangan karakter warga sekolah dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, terutama meliputi nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat kebangsaan cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Sekolah sebagai wadah mengembangkan karakter membutuhkan manajemen sekolah yang mengetahui karakteristik warganya, baik siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Karakteristik siswa, siswa merupakan unsur terbesar dalam warga sekolah, dan pengembangan karakter siswalah yang akan memberi warna karakter sekolah tersebut.

Organisasi yang menerapkan konsep kekeluargaan setidaknya mempunyai tiga komponen utama yaitu kebersamaan, solidaritas dan kekeluargaan. Komponen tersebut apabila diterapkan secara maksimal akan membuat ikatan yang kuat antar personel di organisasi. Kebersamaan, dalam keadaan bersama, belum tentu ada rasa kebersamaan. Namun rasa kebersamaan itu dapat muncul dan diawali dari keadaan bersama. Rasa kebersamaan tersebut akan muncul ketika kita bersama-sama dalam suatu kondisi, dalam kegiatan yang sama, menanggung beban yang sama. Tentunya dalam periode tertentu, rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah menuntut untuk tidak bersama lagi. Meskipun tiap kebersamaan akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan akan indah pula kenangannya saat diingat.

Visi Misi Kepala Sekolah di SMK N 1 Bulakamba adalah sebagai berikut. Visi : Menuju sekolah yang humanis untuk mencetak kader-kader bangsa yang berkarakter berlandaskan Pancasila. Misi : 1) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis kurikulum 2013; 2) Menumbuhkan kebersamaan antar warga sekolah; 3) Mengembangkan budaya komunikasi antar warga sekolah; 4) Meningkatkan penghayatan terhadap agama yang dianut serta mendorong toleransi antar warga sekolah; 5) Meningkatkan pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan; 6) Memperbanyak pelatihan soft skill untuk siswa, untuk mempersiapkan karier setelah SMK; 7) Meningkatkan layanan sekolah terhadap siswa, alumni dan stakeholder lainnya; 8) Mengoptimalkan kegiatan kesiswaan sebagai sarana siswa untuk beraktualisasi diri; 9) Meningkatkan link industri untuk prakerin, magang, maupun penempatan karier siswa; 10) Membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar sekolah

Kepala sekolah sebagai pimpinan, mempunyai visi misi berdasar pemikiran, kebutuhan, serta permasalahan utama yang ada di sekolah. Ketika yang dirasa adanya potensi konflik antar warga sekolah yang sering terjadi maka perlu ada pendekatan untuk meminimalisirnya. Konsep kekeluargaan sangat tepat untuk mengatasinya, di mana sekolah sebagai wadah pengembangan karakter memerlukan sentuhan humanis, pembangunan budaya baru yang berdasar komunikasi yang solid, kebersamaan antar lini, solidaritas untuk membentuk rumpun kekeluargaan yang kuat. Semua elemen sekolah menjadi punya satu visi, satu misi, untuk membentuk tujuan pendidikan nasional.

Kepala sekolah adalah manajer komunikasi, SDM, kesiswaan diharapkan memegang peranan yang optimal untuk menyatukan seluruh potensi sekolah. Melalui visi misi yang dibuat harus mampu diimplementasikan di lapangan dengan penuh rasa tanggung jawab. (*)