Oleh: Ruslan Ajitama, S.Pd.
Guru SDN Dempet 1, Kec. Dempet, Kab. Demak
PERUBAHAN wujud benda merupakan materi di kelas 3 pada muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sekolah dasar (SD). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Kondisi yang terjadi di kelas 3 SD Negeri Dempet 1, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak yaitu siswa kurang memahami materi perubahan wujud benda. Motivasi belajar siswa juga menurun, hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada materi tersebut. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, sehingga guru harus berusaha mengubah metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan juga materi yang sedang dipelajari.
Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati, dan mengalami prosesnya, membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil pengamatan dan percobaan tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi bersama. Melalui metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk belajar sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik pembuktian, dan mengambil kesimpulan sendiri dari proses yang dilakukan.
Tujuan metode eksperimen adalah untuk melatih siswa agar mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melalui pembelajaran eksperimen, siswa dapat terlatih dengan cara berpikir ilmiah (scientific thinking). Metode eksperimen memberikan pengalaman kepada siswa untuk menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Langkah-langkah dalam metode eksperimen sebagai berikut: Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa yang terjadi saat eksperimen berlangsung. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan selanjutnya dapat melaporkan hasilnya. Aplikasi konsep, merupakan kegiatan memberikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teori dan percobaan yang sudah dipelajari (Hamdayana, 2016).
Kelebihan metode eksperimen adalah dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan. Dengan metode ini, akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan metode eksperimen adalah tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dengan teknologi.
Terlepas dari keunggulan dan kekurangan dari metode eksperimen, nyatanya inovasi pembelajaran ini yang diterapkan di kelas 3 SD Negeri Dempet 1, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak pada materi perubahan wujud benda, didapatkan kondisi bahwa pemahaman siswa meningkat. Motivasi belajar siswa juga meningkat dengan peningkatan hasil belajar secara klasikal. (*)