Oleh: Farida Prasetyani, S.Pd.
Guru SDN Ngepanrejo, Kec. Bandongan, Kab. Magelang
CIRI-ciri makhluk hidup merupakan salah satu materi di kelas 3 pada muatan pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) sekolah dasar (SD). IPA adalah sebuah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan alam, sehingga siswa dapat memahami alam di sekitarnya. Materi IPA untuk SD masih bersifat tahap pengenalan yang bersifat sederhana. Dengan memahami lingkungan alam sekitar dan dirinya sendiri, maka siswa SD diharapkan dapat berlaku bijak dalam menghadapi fenomena alam atau apa saja yang ada di sekitarnya.
Kondisi yang terjadi di kelas 3 SD Negeri Ngepanrejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang yaitu mayoritas siswanya kesulitan memahami materi ciri-ciri makhluk hidup. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, sehingga guru harus berusaha menciptakan inovasi media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan juga materi yang sedang dipelajari. Kondisi tersebut membuat guru berpikir untuk menciptakan suatu inovasi pembelajaran, yakni dengan menggunakan media konkret.
Menurut (Surayya, 2012), media pembelajaran ialah alat yang mampu membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Mulyani Sumantri, dkk (2004: 178) mengemukakan bahwa secara umum, media konkret berfungsi sebagai : a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; b) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar; c) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dan konsep yang abstrak, sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme; d) Mengembangkan motivasi belajar peserta didik; e) Mempertinggi mutu belajar mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mendukung kegiatan pembelajaran, hendaknya menggunakan media konkret berupa benda konkret supaya anak paham dengan materi yang disampaikan.
Langkah-langkah klasifikasi menggunakan media benda konkret yaitu: a) Guru menyiapkan benda konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran; b) Anak diperlihatkan benda konkret; c) Anak diajak mengenali ciri-ciri makhluk hidup dari benda konkret yang diperlihatkan; d) Guru mengajak anak untuk menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup; e) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada anak; f) Anak diberi kesempatan untuk beraktivitas menuliskan ciri-ciri makhluk hidup pada buku tulis masing-masing; g) Guru mengajak anak mendiskusikan hasil analisis ciri-ciri makhluk hidup; h) Guru mengajak anak untuk menarik kesimpulan dari aktivitas yang sudah dilakukan; i) Untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup menggunakan benda konkret, maka guru melakukan observasi dan dokumentasi.
Kelebihan media benda konkret dalam pembelajaran menurut Yuliani (2009: 93), adalah: a) Anak lebih mengerti maksud dari materi-materi yang diajarkan oleh guru; b) Anak lebih mengingat sesuatu benda-benda yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas, dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memori long term memory dalam bentuk simbol-simbol; c) Anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda yang bersifat konkret nyata. Di samping memiliki kelebihan, benda konkret juga memiliki kelemahan. Setiap benda ataupun hal yang lain di alam ini suatu saat memiliki dampak buruk. Hal tersebut selalu dihubungkan dengan faktor kesesuaian hubungannya dengan manusia. Manusia adalah subyek penentu apakah suatu benda atau hal lain di alam ini dapat merugikan atau menguntungkan. Adapun kelemahan benda konkret menurut Moedjiono Daryanto (2013: 29), yaitu: a) Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar; b) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar; c) Perawatannya rumit.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari media konkret, faktanya inovasi media pembelajaran ini yang diterapkan di kelas 3 SD Negeri Ngepanrejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, didapatkan kondisi bahwa siswa lebih senang belajar materi ciri-ciri makhluk hidup. Motivasi belajar siswa meningkat, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal. (*)